Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penuturan Dosen Indonesia Berdekatan dengan Omicron di Inggris

Cepatnya penyebaran varian Omicron ini membuat Pemerintah Inggris mendesak warganya untuk segera mendapatkan vaksin booster atau vaksin ketiga.
Ilustrasi hasil tes Covid-19 varian Omicron./The Guardian
Ilustrasi hasil tes Covid-19 varian Omicron./The Guardian

Bisnis.com, MALANG — Peningkatan pertambahan kasus Covid-19 di Inggris, dari hanya dua kasus positif menjadi 3.000 kasus positif, disinyalir karena munculnya varian baru Omicron.

Dosen Hubungan Internasional, Universitas Brawijaya, Henny Rosalinda, mengatakan dibandingkan dua pekan lalu ketika Omicron masuk ke Inggris, 2-3 hari penularannya bisa dua kali lipat. "Kondisinya memang harus waspada dengan virus ini," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (18/12/2021).

Henny saat ini menjalani studi S3 di University of Portsmouth ini menyebut pemerintah Inggris memprediksi penyebaran varian baru sangat cepat dan bisa mencapai 1 juta kasus pada Desember ini. Namun dia menyebut tingkat kebahayaan varian Omicron ini tidak separah varian varian sebelumnya.

Salah satu yang membuat kasus Covid-19 di Inggris diketahui meningkat termasuk varian Omicron, karena pemerintah Inggris memberikan akses yang mudah untuk bisa meminta alat tes lateral.

"Lateral ini kita bisa dapat dengan mudah di sini. Gratis juga. Bisa ke apotek minta dan akan dikasih satu paket ada 7 biji alat tes lateral. Cari di kampus juga mudah," ungkapnya.

Bahkan jika dinyatakan positif Covid-19, warga bisa minta tes PCR gratis ke pemerintah setempat. Dari tes PCR yang dilakukan inilah kata Henny diketahui mana yang termasuk varian Omicron mana yang tidak.

“Di Inggris, kalau PCR bisa melihat dalam virus terindikasi Omicron atau tidak dari adanya Gen S. Kalau varian biasa ada gen S, kalau tidak ada sudah dipastikan mengidap omicron,” ucapnya.

Alumni Magister di Universitas Nagoya ini menyebut sekarang kasus di Inggris dengan adanya varian baru ini termasuk besar. Sekitar 3000 kasus per 14 Desember. “Padahal awalnya hanya 2 kasus sejak varian ini masuk 2 minggu lalu,” tuturnya.

Cepatnya penyebaran varian Omicron ini membuat Pemerintah Inggris mendesak warganya untuk segera mendapatkan vaksin booster atau vaksin ketiga. Dengan melakukan vaksin booster dipercaya akan memberi proteksi 70-75 persen.

“Saya awalnya nyantai-nyantai tapi kemudian juga didesak untuk ikut. Sekarang kondisinya banyak yang antre untuk vaksin. Tapi di sini aksesnya mudah dapat vaksin,” ujarnya.

Bahkan, kata Henny, untuk mempercepat vaksinasi ketiga ini, pemerintah Inggris sudah menambah tenaga vaksinator hingga melibatkan militer untuk mendirikan tempat tempat vaksinasi.

“Sekarang yang di bawah 18 tahun diutamakan karena mereka rata rata masih sekali, anak saya masih 16 tahun juga diminta untuk booster dan baru dapat tanggal 24 Desember nanti. Saya awalnya dapat 3 Januari tapi kemudian dokter minta untuk dipercepat dan 11 Desember kemarin selesai,” ceritanya.

Jika laju varian Omicron terlalu cepat, Henny mengungkapkan Pemerintah Inggris akan Kembali melakukan pengetatan agar varian baru melambat penyebarannya.

“Di Inggris memang tidak wajib pakai masker kalau di outdoor. Kalau di indoor wajib tapi kadang juga ada beberapa yang masih tidak pakai. Nah ini dipaksa lagi untuk pakai masker,” tuturnya.

Perempuan yang menyelesaikan program sarjana di Universitas Padjajaran ini menyebut per 13 Desember lalu juga mulai diberlakukan work from home. Sementara sekolah sudah memasuki masa libur jelang perayaan Natal.

“Kampus-kampus juga mulai tutup kecuali memang ada kebutuhan yang mendesak seperti untuk ke laboratorium,” katanya.

Nantinya kebijakan WFH ini akan kembali dikaji pada 4 Januari apakah dilanjutkan atau tidak. Namun kata Henny, beberapa ahli Kesehatan di Inggris menyarankan agar pengetatan dilakukan selama enam Minggu.

“Per 15 Desember kemarin warga diwajibkan pakai aplikasi NHS agar tahu status vaksin hingga hasil tes Covid-19 yang sudah dilakukan. Mungkin sama seperti di Indonesia yang pakai PeduliLindungi,” ujarnya.

Henny menjalani studi di Inggris bersama dua anaknya, Farrel dan Jalu. Agar satu keluarga ini tak terkena varian Omicron salah satu yang dilakukan adalah melakukan vaksinasi. Henny sendiri sudah menjalani vaksin ketiga.

"Kalau Farrel yang sudah 16 tahun menjalani vaksin kedua dan satu kali vaksin flu. Di Inggris sini anak sekolah dapat vaksin flu," ucapnya.

Tak hanya vaksin, dosen HI UB ini juga selalu ketat dengan protokol kesehatan dengan memakai masker dan selalu menjaga jarak. "Kami juga perkuat badan dengan minum vitamin," kata Henny.

Selain Omicron, dia juga melindungi keluarganya dari berbagai jenis penyakit yang biasa terjadi saat musim dingin. Seperti diketahui, saat ini musim dingin sedang melanda Inggris. (K24)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper