Bisnis.com, SURABAYA - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mendorong agar pemerintah kota/kabupaten ikut mendampingi dan membantu petani dalam melakukan branding/membangun merek produk hasil hortikultura di daerahnya agar penyerapan pasar bisa lebih optimal.
Menurutnya, upaya branding sebuah produk akan dapat meningkatkan nilai jual serta mendorong pemahaman masyarakat sebagai konsumen terhadap produk tersebut.
“Konsep marketing dan branding juga harus disesuaikan dengan era masa kini, yaitu berbasis digital karena jangkauannya lebih luas, dan punya nilai tambah produk,” katanya dikutip dalam rilis, Kamis (11/11/2021).
Dia mengatakan branding yang bisa dilakukan terhadap hasil tanaman hortikultura bisa berupa pemberian nama khas di setiap daerah. Dia mencontohkan, jika ada tanaman kentang organik yang diproduksi di Pasuruan bisa diberi nama Tombro alias Tosari Bromo.
“Nama produk yang unik ini akan memberi kesan dan rasa penasaran masyarakat terhadap sebuah produk. Lalu akhirnya mereka bertanya, mencari, lalu membeli. Ini juga bisa dilakukan terhadap produk hortikultura lainnya,” ujarnya.
Emil yang sempat menyaksikan kegiatan panen raya tanaman kentang di Pasuruan pada 11 November itu mengatakan, hasil tanaman kentang organik di Pasuruan memiliki kualitas yang bagus. Hanya saja, belum banyak orang yang mengenalnya, atau hanya dianggap sebagai kentang pada umumnya.
Baca Juga
Adapun pengembangan tanaman kentang di Jatim saat ini memiliki potensi luas panen 12.980 hektare, dan mampu memproduksi kentang sebanyak 257.249 ton. Pengembangan tanaman ini berada di beberapa daerah di Jatim di antaranya Probolinggo, Pasuruan, Magetan, Blitar, Lumajang dan Kota Batu.
“Pada momen panen raya kentang organik di Pasuruan tercatat mencapai hampir 5.672 ha dengan total produksi 151.000 ton lebih,” imbuhnya.