Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Defisit Kedelai di Jatim Diproyeksikan Mencapai 241.144 Ton

Semakin banyak dan meluas masyarakat yang mengkonsumsi tempe dan olahan kedelai lainnya.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan ( Puslitbangtan), Priatna Sasmita (dua dari kanan), bersama Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim, Hadi Sulistyo (paling kanan),  Sekretaris Daerah Kab. Pasuruan, Anang Syaiful Wijaya (dua dari kiri), dan  Kepala Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi)  Titik Sundari, pada Panen Raya Kedelai Hitam, di Desa Kebun Waris, Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan, Kamis (14/10/2021)./Bisnis-Choirul Anam
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan ( Puslitbangtan), Priatna Sasmita (dua dari kanan), bersama Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim, Hadi Sulistyo (paling kanan), Sekretaris Daerah Kab. Pasuruan, Anang Syaiful Wijaya (dua dari kiri), dan Kepala Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) Titik Sundari, pada Panen Raya Kedelai Hitam, di Desa Kebun Waris, Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan, Kamis (14/10/2021)./Bisnis-Choirul Anam

Bisnis.com, PASURUAN — Defisit kedelai di Jatim diproyeksikan mencapai 241.144 ton pada tahun ini.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim, Hadi Sulistyo, mengatakan produksi kedelai tahun ini diproyeksikan mencapai 51.008 ton, sedangkan kebutuhannya mencapai 292.152 ton.

“Jadi kebutuhan impor kedelai di Jatim jauh lebih besar daripada hasil panen di Jatim,” katanya di sela-sela Bimtek dan Panen Raya Kedelai Hitam, di Desa Kebun Waris, Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan, Kamis (14/10/2021).

Oleh karena itulah, kata dia, pemda dan pemerintah pusat mendorong peningkatan produksi kedelai lokal. Langkah yang dilakukan mendorong petani senang menanam kedelai, dengan memberikan bantuan seperti bibit, juga bimbingan teknis. Perlu dilakukan pula memberikan kepastian pasar kedelai lokal. Petani perlu ada jaminan bahwa kedelai yang ditanam akan diserap pasar saat panen.

“Ini yang juga perlu ditangani pemerintah, mempertemukan pembeli dan petani,” ujarnya. Adapun yang sudah terealisasi, seperti penyerapan kedelai hitam yang ditanam petani Pandaan oleh UD Mustika Digdaya, produsen kecap Cap Kipas Sate.

Direktur Utama UD Mustika Digdaya, produsen kecap Cap Kipas Sate, Ahmad Muhammad Daeng Yewa, mengatakan penyerapan kedelai lewat Balitkabi (Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi) sebanyak 40-60 ton/tahun.

Menurut Hadi, problem dalam pengembangan tanaman kedelai karena tanaman ini masuk tanaman subtropis sehingga banyak hama yang menyerang. Selain itu, biaya produksi tanaman kedelai tinggi.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim telah menyalurkan bantuan benih dengan luasan 10.000 hektare yang setiap hektare-nya dibantu 50 kg. Khusus di Kab. Pasuruan, alokasinya 660 hektare.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan ( Puslitbangtan), Priatna Sasmita, menegaskan Badan Litbang Pertanian melalui Puslitbangtan dan Balitkabi telah menyediakan berbagai varietas unggul kedelai, namun yang masih menjadi masalah mengapa Indonesia masih terus dan terus impor kedelai.

Hal yang tidak dapat dipungkiri, semakin banyak dan meluas masyarakat yang mengkonsumsi tempe dan olahan kedelai lainnya.

“Kita harus malu, karena impor berbagai produk pertanian yang masih terus berlanjut, termasuk komoditas kedelai, padahal lahan pertanian kita luas dan banyak di antaranya yang sesuai untuk pertanaman kedelai,” ucapnya.

Yang menjadi kendala adalah pasokan produksi dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga diperlukan pemacuan peningkatan produksi kedelai nasional. (K24)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper