Bisnis.com, SURABAYA - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur mulai tahun ini akan fokus pada penguatan potensi ekspor halal dalam mendukung perkembangan ekonomi syariah di Jatim.
Kepala Perwakilan BI Jatim Budi Hanoto mengatakan strategi penguatan ekspor halal ini salah satunya akan didorong melalui kegiatan Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Regional Jawa 2021.
“Tentunya dalam penguatan ekspor halal diperlukan integrasi yang kuat dari halal value chain mulai dari penguatan di keuangan Syariah, penguatan UMKMnya, dan penguatan ekonomi digitalnya,” jelasnya dalam virtual Media Briefing, Jumat (24/9/2021).
Dia mengatakan ekonomi Syariah di Indonesia saat ini terus berkembang dan telah menampati posisi penting dalam perkembangan ekonomi Syariah global. Dalam 3 tahun terakhir pun, posisi Indonesia terus meningkat kini masuk Top 10 di seluruh sektor industri halal.
“Seluruh sektor industri halal kita itu meliputi halal food, islamic finance, moslem friendly travel, mode dan fesyen, obat dan kosmetik, serta media dan rekreasi,” ujarnya.
Data Islamic Finance Development Index 2020 menyebut bahwa Indonesia naik ke peringkat ke-2 dari peringkat 4 pada 2019. Peningkatan tersebut didukung oleh sejumlah indikator di antaranya pengetahuan, kesdaran dan pemerintahan itu sendiri,” jelasnya.
Baca Juga
Budi menjelaskan dalam ajang Fesyar Regional Jawa 2021 yang akan berlangsung pada 27 September - 2 Oktober 2021 ini, Bank Indonesia ingin mengambil tema sinergi membangun ekonomi Syariah melalui digitalisasi untuk pemulihan ekonomi.
“Fesyar pada 27 September mendatang ini digelar secara hybrid Tunjungan Plaza Surabaya, dan ini merupakan puncak kegiatan road to Fesyar Regional jawa yang sudah terselenggara di beberapa perwakilan wilayah secara virtual, mulai dari talkshow bisnis syariah, kompetisi desain fesyen, dan forum perkembangan ekonomi dan keuangan syariah,” jelasnya.
Budi menambahkan dalam gelaran Fesyar nanti akan ada empat fokus utama kegiatan yakni deklarasi Rumah Kurasi untuk bertugas memperkuat UMKM dan One Pesantren One Product (OPOP), kerja sama Hebritren (Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren) se-Jawa, penyaluran pembiayaan Zizwaf, serta teknologi finansial (tekfin) untuk pembiayaan UMKM produktif.
“Di Jatim sudah terbentuk Koperasi Serikat Bisnis Pesantren (KSBP) melalui deklarasi Surabaya oleh Gubernur BI, Gubernur Jatim dan OJK bersama 17 Perwakilan pesantren yang menjadi Cikal bakal Hebitren Nasional,” imbuh Budi.