Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit UMKM Jatim Tumbuh Positif, Sektor Agro Jadi Andalan

Peran UMKM dalam value chain perekonomian masih menjadi sektor hulu yang memasok sektor ekonomi unggulan Jatim, dengan mayoritas penyaluran kredit terjadi pada sektor perdagangan besar dan eceran, industri pengolahan, dan pertanian.
Pekerja menggergaji log kayu sengon menjadi menjadi produk papan sirap di sentra industri kayu olahan di Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (17/7/2021). /Antara Foto-Destyan Sujarwoko-nz
Pekerja menggergaji log kayu sengon menjadi menjadi produk papan sirap di sentra industri kayu olahan di Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (17/7/2021). /Antara Foto-Destyan Sujarwoko-nz

Bisnis.com, SURABAYA - Tren penyaluran kredit produktif segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Jawa Timur diyakini akan tumbuh positif dan lebih baik dibandingkan dengan kondisi kredit tahun lalu.

Berdasarkan data Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Jatim oleh Bank Indonesia (BI), kredit UMKM di Jatim pada kuartal II/2021 mengalami peningkatan 3,95 persen (yoy), atau meningkat jika dibandingkan kuartal I/2021 yang sempat terkontraksi -1,40 persen (yoy).

Kepala Perwakilan BI Jatim, Budi Hanoto mengatakan tren pertumbuhan penyaluran kredit UMKM yang positif ini ditopang oleh pertumbuhan kredit investasi (KI) maupun kredit modal kerja (KMK) UMKM.

“Vaksinasi Covid-19 yang berjalan sejak awal tahun ini juga mendorong perbaikan persepsi pelaku usaha yang berimplikasi pada semakin luasnya pembukaan sektor-sektor ekonomi produktif dengan protokol kesehatan pada kuartal/II 2021, termasuk sektor UMKM,” ujarnya, Senin (20/9/2021).

Dia mengatakan pangsa kredit UMKM terhadap total kredit di Jatim juga terus mengalami peningkatan yakni mampu tumbuh 29,42 persen pada kuartal II/2021. Sedangkan pada kuartal I/2021 pertumbuhannya 29,03 persen.

“Proporsi kredit yang lebih tinggi dibandingkan target kredit UMKM ini seusai dengan kebijakan 2018 yang mengatur bahwa target proporsi kredit UMKM perbankan adalah 20 persen. Sementara proporsi Jatim sudah mencapai 29,42 persen, dan peningkatan ini sudah terjadi sejak 2013,” jelasnya.

Peningkatan proporsi kredit UMKM ini, katanya, merupakan hasil dari komitmen Pemprov Jatim dan perbankan yang bersinergi mendorong peranan UMKM terhadap perekonomian Jatim.

“Peran UMKM dalam value chain perekonomian masih menjadi sektor hulu yang memasok sektor ekonomi unggulan Jatim, dengan mayoritas penyaluran kredit terjadi pada sektor perdagangan besar dan eceran, industri pengolahan, dan pertanian, ” imbuhnya.

Meski berpotensi mengalami pertumbuhan penyaluran kredit UMKM, tren NPL juga perlu diwaspadai dan dalam penyalurannya diperlukan kehati-hatian, mengingat pada saat pandemi terjadi peningkatan NPL atau kualitas kredit nasabah di kuartal II lalu yakni sebesar 4,33 persen, atau lebih tinggi dibandingkan kuartal I/2021 yakni 4,11 persen.

Peningkatan NPL tersebut mencerminkan bahwa kegiatan dan perputaran ekonomi belum stabil, dan masyarakat cenderung menahan kegiatan atau transaksi jual beli. Namun posisi NPL tersebut masih berada di bawah 5 persen.

Direktur Utama PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Jatim - Bank UMKM Jatim, Yudi Wahyu Maharani mengatakan tahun ini BPR Jatim masih optimistis dengan rencana target pertumbuhan penyaluran kredit UMKM yakni tumbuh 4,5 persen hingga akhir tahun ini.

“Pertumbuhan kredit kita sampai Juli kemarin sudah sampai 2 persen, dan pada 2 bulan kemarin memang ada PPKM Level 4, ya kita tidak bisa paksakan, tetapi sekarang kan pandemi sudah melandai dan kembali lancar, jadi tidak ada perubahan (revisi), target tetap di atas 4 persen,” katanya.

Dia menjelaskan tahun ini Bank UMKM memasang target penyaluran kredit UMKM sebesar Rp2,2 triliun atau naik dibandingkan realiasi tahun lalu yakni Rp1,9 triliun. Hingga Agustus 2021, penyaluran kredit UMKM bank milik Pemprov Jatim itu sudah terealisasi Rp2,1 triliun, dan dengan tingkat NPL di atas 1 persen.

Untuk mencapai target tersebut, Bank UMKM Jatim memang fokus terhadap sektor-sektor potensi yakni pertanian dan perkebunan. Dari realisasi kredit tahun ini, sektor pertanian berkontribusi sekitar Rp700 an miliar. 

“Kami punya komitmen dengan UMKM, terutama pertanian dari tanaman padi, palawija, dan hortikultura. Kami juga terus ekspansi untuk kredit perkebunan dengan menggandeng asosiasi perkebunan coklat, kopi bahkan dengan tanaman porang,” ujarnya.

Menurutnya, tanaman porang ke depan semakin potensial sehingga menjadi sasaran baru untuk pembiayaan modal usaha terutama di wilayah Kepanjen Malang, Nganjuk, Madiun, Ponorogo dan Jombang yang sudah mulai banyak pengembangan porang.

“Memang kredit untuk sektor tanaman porang ini belum banyak tapi kami bekerja sama dengan dinas-dinas terkait termasuk koperasi untuk pengembangannya,” imbuhnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper