Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Kredit UMKM Jatim Diyakini Tumbuh Positif Tahun Ini

Ada sektor-sektor tertentu yang tumbuhnya lumayan, seperti UMKM dan pertanian yang sudah mulai tumbuh positif.
Pengrajin menyelesaikan pembuatan alas sepatu./Bisnis-Abdullah Azzam
Pengrajin menyelesaikan pembuatan alas sepatu./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, SURABAYA - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur meyakini kinerja kredit perbankan khususnya sektor UMKM tahun ini masih bisa tumbuh positif meski tampaknya pandemi Covid-19 saat ini sempat menghantui kondisi perekonomian terutama di kuartal III/2021.

Deputi Kepala BI Jatim, Harmanta mengatakan kredit perbankan secara umum sampai kuartal I/2021 memang masih negatif, dan pada kuartal II bisa tumbuh tetapi masih sangat tipis yakni 0 persen.

“Namun ada sektor-sektor tertentu yang tumbuhnya lumayan, seperti UMKM dan pertanian yang sudah mulai tumbuh positif. Sebagai contoh perbankan yang berbasis pertanian dan UMKM seperti BRI dan Bank Jatim yang kinerja kreditnya sudah cukup bagus, tetapi untuk kredit korporasi masih tertahan,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (9/8/2021).

Bukan hanya kredit usaha, lanjut Harmanta, bahkan kredit konsumsi sepanjang tahun ini hingga kuartal II juga sangat baik karena didorong oleh stimulus pajak yang diberikan pemerintah sejak Maret lalu seperti pembebasan PPN untuk kredit perumahan dan PPnBM untuk kredit kendaraan bermotor.

Harmanta menambahkan meski terdapat pelaksanaan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga Level, pertumbuhan sektor kredit tahun ini diyakini cukup bagus, sebab masih ada faktor lain yang mendukung pergerakan ekonomi seperti gencarnya pemerintah dalam melaksanakan vaksinasi Covid-19 guna mencapai herd immunity.

“Vaksin terus digencarkan, kasus Covid-19 juga mulai terkendali, dan masyarakat mulai bergerak. Ini salah satu yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi kita ke depan,” imbuhnya.

Berdasarkan data Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Jatim per Mei 2021, pertumbuhan kredit UMKM pada kuartal I/2021 melambat yakni tumbuh -1,40 persen (yoy), melambat dibandingkan kuartal/IV 2020 yang tumbuh -0,23 persen (yoy). 

Hal ini disebabkan oleh perlambatan kredit investasi maupun kredit modal kerja (KMK) UMKM lantaran masyarakat masih cenderung membatasi aktivitas ekonominya sebagai dampak pandemi Covid-19 dan pembatasan aktivitas masyarakat (PPKM).

Namun begitu, pangsa kredit UMKM terhadap total kredit di Jatim terus mengalami peningkatan pada kuartal I/2021 mencapai 29,03 persen, dibandingkan kuartal sebelumnya hanya 28,89 persen.

Proporsi kredit lebih tinggi dibandingkan target kredit UMKM sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.14/12/PBI/2012 dan telah diubah pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.17/12/PBI/2015. Kebijakan tersebut mengatur bahwa pada 2017 target proporsi kredit UMKM perbankan adalah 15 persen dan minimal 20 persen pada 2018. 

“Jatim kemudian mampu mencapai target tersebut dan terus mengalami peningkatan proporsi sejak 2013. Hal ini sejalan dengan komitmen Pemprov Jatim dan perbankan untuk bersinergi mendorong peranan UMKM dalam perekonomian Jatim,” ujar Harmanta.

Terpisah, Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) Busrul Iman mengungkapkan kinerja kredit Bank Jatim pada kuartal II/2021 mampu mencatatkan pertumbuhan 8,72 persen (yoy) atau sebesar Rp42,60 triliun meskipun masih di tengah kondisi pandemi.

“Pertumbuhan kredit sektor UMKM menjadi peyumbang tertinggi di Bank Jatim, yaitu mencapai Rp7,25 triliun atau tumbuh 14,62 persen (yoy). Diikuti pertumbuhan kredit komersial Rp10,63 triliun atau tumbuh 13,39 persen, setelah itu kredit konsumsi mencapai Rp24,72 triliun atau tumbuh 5,26 persen,” jelasnya.

Busrul mengatakan berbagai langkah dilakukan Bank Jatim untuk meningkatkan kinerja kredit di antaranya adalah menyiapkan aplikasi digital berupa e-KMG (online kredit muliguna) bagi para ASN guna memudahkan layanan pengajuan kredit tanpa bertatap muka.

“Ini upaya kami untuk meningkatkan market share untuk kredit multiguna yang saat ini masih sebesar 60 persen. Selain itu kami juga mendorong penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah dimulai lagi tahun ini dengan plafon Rp1 triliun,” imbuh Busrul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper