Bisnis.com, SURABAYA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM) menyebut kinerja laba sebelum pajak pada semester I/2021 mampu mencapai Rp1,04 triliun atau tumbuh 5,56 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman mengatakan meski di tengah pandemi, bahkan gelombang kedua telah melanda Indonesia hingga membuat sektor bisnis kembali menciut, tetapi kinerja keuangan Bank Jatim menunjukkan performa yang bagus.
“Kami bersyukur di tengah kondisi saat ini Bank Jatim masih mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja yang positif dibandingkan tahun lalu,” katanya dalam virtual konferensi pers, Rabu (28/7/2021).
Dia memaparkan berdasarkan kinerja Juni 2021, aset Bank Jatim tercatat Rp95,48 triliun atau tumbuh 26,90 persen, dengan laba sebelum pajak Rp1,04 triliun atau tumbuh 5,56 persen (YoY) sedangkan laba bersih Rp803 miliar atau tumbuh 4,32 persen.
Untuk kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK) pada periode tersebut mencatatkan pertumbuhan 27,36 persen (YoY) yaitu sebesar Rp81,52 triliun. Sedangkan kinerja kredit mencapai Rp42,60 triliun atau tumbuh 8,72 persen (Yoy).
“Pertumbuhan kredit di sektor UMKM menjadi penyumbang tertinggi yaitu tumbuh 14,62 persen (YoY) atau tercatat Rp7,25 triliun. Diikuti oleh pertumbuhan kredit komersial yang tumbuh 13,39 persen atau tercatat Rp10,63 triliun dan kredit di sektor konsumsi yang tumbuh 5,26 persen atau tercatat Rp24,72 triliun,” imbuhnya.
Baca Juga
Sementara itu komposisi rasio keuangan antara lain Return on Equity (ROE) sebesar 18,54 persen, Net Interest Margin (NIM) sebesar 5,06 persen, dan Return On Asset (ROA) 2,31 persen.
“Selama pandemi, Bank Jatim juga aktif berpartisipasi dalam mendukung program yang dicanangkan oleh pemerintah melalui restrukturisasi kredit. Sampai dengan Juni 2021, kami telah melakukan restrukturisasi kredit sebesar Rp2,56 triliun atau 6,02 persen dari total penyaluran kredit,” imbuh Busrul.
Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha menambahkan selama pandemi Covid-19, pengguna layanan digital Bank Jatim juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
“Dari awal tahun hingga Juni kemarin, pengguna mobile banking mengalami pertumbuhan sebesar 18 persen. Sedangkan pengguna sms banking dan internet banking juga mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 14,3 persen dan 13,2 persen,” ujarnya.
Ferdian menambahkan perseroan sendiri tahun ini menganggarkan belanja modal atau capex sebesar Rp160 miliar. Hingga Juni sudah digunakan sebanyak Rp80 miliar yang lebih banyak dialokasikan untuk pengembangan digital banking dan digital kredit.
“Melalui produk-produk layanan digital, kami ingin memberikan solusi kepada nasabah dan masyarakat yang sedang berada di rumah dalam rangka mendukung pencegahan penyebaran virus Covid-19 sehingga nasabah dapat bertransaksi dengan cepat, mudah dan aman,” imbuhnya.