Bisnis.com, SURABAYA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Regional VIII / Jawa 3 tahun ini optimistis dapat merealisasikan kinerja kredit sektor UMKM hingga mencapai Rp10 triliun atau melebihi target semula.
Regional CEO Senior VP Bank Mandiri Region VIII Jawa 3, I Gede Raka Arimbawa mengatakan pada tahun lalu mampu merealisasikan kredit untuk usaha mikro kecil mencapai Rp4,2 triliun dan usaha menengah Rp3 triliun atau secara total UMKM sekitar Rp7,2 triliun.
“Sedangkan sampai akhir tahun ini semula ditargetkan Rp7,5 triliun, tetapi melihat realisasi kredit UMKM kami sampai Juli untuk mikro kecil sudah mencapai Rp3,7 triliun dan usaha skala menengah Rp5 triliun, maka kemungkinan besar kredit UMKM tahun ini akan melampaui tahun lalu,” ujarnya, Jumat (27/8/2021).
Menurutnya, optimisme tersebut sejalan dengan perkembangan bisnis yang lebih baik saat ini meskipun sempat terhambat oleh pelaksanaan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga berjilid-jilid.
Untuk dapat merealisasikan penyaluran kredit UMKM tersebut, Bank Mandiri akan mengoptimalkan berbagai program pendampingan hingga pembiayaan bagi UMKM agar bisa tumbuh seperti program Rumah BUMN, termasuk bekerja sama dengan Kadin Jatim untuk mengembangkan sektor UMKM.
Adapun hingga kini sudah ada sekitar 3.800 UMKM yang efektif di Rumah BUMN dan tahun ini ditargetkan akan ada penambahan 1.500 UMKM di seluruh Jatim, termasuk dari hasil kerja sama dengan Kadin Jatim.
Baca Juga
“Melalui program itu Bank Mandiri melakukan pembinaan UMKM dari pendampingan, pelatihan, pembiayaan, akses pasar hingga masuk digitalisasi,” ujarnya.
Dia mengatakan saat ini presentasi UMKM yang sudah go digital masih sangat kecil. Untuk itu pemerintah juga telah dengan membangun market place Pasar Digital (PaDi) yang diluncurkan pada Februari 2021 oleh Menteri BUMN Eric Thohir.
"BUMN sendiri diimbau untuk berbelanja di sini. Bahkan transaksi Bank Mandiri Jatim ke PaDi hingga sekarang sudah lebih dari Rp2 miliar karena kita mendorong, ya itulah peran kita,” imbuhnya.
Gede menambahkan dalam melakukan pembinaan UMKM memang ada banyak tantangan karena UMKM memiliki karakteristik berbeda, mulai dari gender atau jenis kelamin, bidang usaha hingga bagaimana pengelolaan keuangan.
“Namun dari sisi pengetahuan produk dan cara kerja, mereka rata-rata sudah memiliki dasar, tinggal standardisasi dan pengelolaan keuangan yang disiplin yang harus ditekankan," imbuhnya.