Bisnis.com, SURABAYA - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur mencatat nominal transaksi e-commerce pada kuartal/II 2021 mengalami peningkatan 12,07 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Deputi Kepala BI Jatim, Imam Subarkah, mengatakan pada kuartal II/2021, nominal transaksi e-commerce di Jatim mencapai Rp11,76 triliun atau naik 12,07 persen (qtq) dibandingkan dengan kuartal I/2021, yakni Rp10,49 triliun.
“Peningkatan transaksi ini sejalan dengan peningkatan preferensi masyarakat dalam melakukan pembayaran secara non-tunai salah satunya seperti QRIS, dan berbagai keungulan yang ditawarkan yakni kemudahan dan keamanan, serta pemberian potongan harga apabila pembayaran dilakukan dengan cara non-tunai,” ujarnya, Jumat (18/9/2021).
Dia mengatakan metode pembayaran transaksi di e-commerce Jatim tercatat sebesar 28,46 persen menggunakan uang elektronik, 36,81 persen transfer bank, dan sebesar 11,51 persen adalah menggunakan kredit tanpa kartu.
Sementara, jenis produk yang diminati oleh masyarakat Jatim didominasi oleh handphone atau gadget dan aksesoris 22,22 persen, kemudian diikuti oleh fesyen 20,74 persen serta personal care dan kosmetik 13,15 persen.
“Pemanfaatan sistem pembayaran non-tunai memang mendorong tren transaksi pembelanjaan, terutama transaksi terhadap produk UMKM yang mengalami lonjakan sampai 83 persen, dan akan diproyeksikan tetap konsisten naik 70 persen sampai akhir tahun,” jelasnya.
Dia mengatakan BI sendiri terus mendorong peningkatan UMKM melalui akselerasi transformasi digital, sebab digitalisasi tidak hanya mengubah proses manual menjadi digital tetapi juga mengarah pada pola pikir dan pemahaman yang menyeluruh.
“Ke depan, dengan penggunaan QRIS yang semakin masif ini, maka pembayaran transasksi e-commerce COD yang biasanya dibayar tunai, ke depan dapat pula dilakukan secara non-tunai melalui scan QRIS,” imbuhnya.
Imam menambahkan secara nasional, pengguna QRIS hingga kini sudah mencapai 8,7 juta merchant. Dari jumlah merchant yang telah menggunakan sistem pembayaran QRIS ini, sebanyak 90 persen merupakan sektor UMKM.