Bisnis.com, SURABAYA - Forum Komunikasi Asosiasi Pengusaha (Forkas) Jawa Timur menilai situasi Covid-19 di Jatim yang saat ini sudah berada dalam asesmen PPKM Level 2 akan menjadi pemacu pergerakan ekonomi di berbagai bidang usaha.
Ketua Forkas Jatim, Eddy Widjanarko mengatakan pertumbuhan ekonomi Jatim akhirnya mampu tumbuh positif di kuartal II/2021, meskipun di kuartal III ini sempat dilakukan pembatasan yang ketat dalam PPKM Level 4 sehingga cukup menghambat industri.
“PPKM sudah ke level 2 bahkan kalau sudah level 1, saya yakin ekonomi bisa seperti bola salju yang menggelinding dan menjadi besar dan tumbuh lagi,” Katanya, Jumat (10/9/2021).
Dia mengatakan tren positif ekonomi Jatim di tengah pandemi saat ini juga ditandai dengan permintaan pasar ekspor yang meningkat untuk sejumlah komoditas, misalnya seperti furnitur, sepatu atau alas kaki branded, kertas, hasil tambang, CPO, nikel, maupun bauksit.
“Namun sayangnya untuk produk dengan pasar lokal justru kurang menggembirakan. Hal ini tidak lepas dari kebijakan PPKM yang membuat pusat perbelanjaan, pasar dan toko sempat tutup atau dibatasi, termasuk industri pariwisata dan perhotelan,” ujarnya.
Eddy mengatakan, selama PPKM Darurat sejak Juli lalu, pengusaha hanya bisa bertahan agar ekonomi tetap berjalan, meskipun untuk industri dengan segmen pasar lokal produksinya hanya 20 persen dari kapasitas yang ada.
Baca Juga
“Tapi kami tetap optimistis tahun ini akan lebih baik, dan ini didukung oleh program vaksinasi yang diharapkan terus dikebut agar herd immunity tercapai,” imbuhnya.
Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jatim, Budi Hanoto sebelumnya mengatakan ekonomi Jatim sampai akhir tahun diperkirakan tumbuh lebih tinggi sejalan dengan perbaikan ekonomi global dan domestik, tetapi dengan magnitude yang lebih rendah seiring dengan penerapan PPKM yang lebih ketat di kuartal III ini.
"Dari sisi permintaan, perbaikan ekonomi diperkirakan akan bersumber dari membaiknya konsumsi RT dan LNPRT, investasi serta net ekspor antar daerah. Sementara ekspor juga tetap tumbuh positif” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, dari sisi penawaran nanti akan ditopang oleh perbaikan kinerja lapangan usaha utama yakni industri pengolahan dan perdagangan sebagai respon atas kenaikan permintana domestik dan ekspor,” imbuhnya.
Budi menambahkan, perbaikan ekonomi juga terdorong oleh lapangan usaha konstruksi yang diperkirakan turut mengakselerasi sejalan dengan perluasan pembukaan sektor ekonomi produktif dengan prokes dan pembangunan proyek infrastruktur sesuai Perpres 80/2021.