Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi Jatim Kuartal III Diperkirakan Lebih Rendah

Tetapi masih positif, sebab kegiatan PPKM hanya berlangsung untuk level 3 dan 4, berbeda dengan PSBB yang menutup hampir semua sektor.
Kawasan Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur./Antara
Kawasan Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur./Antara

Bisnis.com, SURABAYA - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur memperkirakan pertumbuhan ekonomi Jatim pada kuartal III/2021 tampaknya akan lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2021 karena dampak dari PPKM.

Deputi Kepala Bank Indonesia Jatim, Harmanta mengatakan secara garis besar pertumbuhan ekonomi Jatim tahun ini akan lebih baik dibandingkan kondisi 2020 yang mengalami kontraksi cukup dalam.

“Tapi tahun ini pertumbuhannya sudah lebih positif, kalau tahun lalu kan kita betul-betull negatif karena sumber pertumbuhannya hanya bergantung dari pengeluaran pemerintah seperti dana PEN. Sedangkan tahun ini hampir semua sektor tumbuh,” katanya, Kamis (29/7/2021).

Dia menjelaskan sektor yang mengalami pertumbuhan yakni konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor yang cukup kencang sejalan dengan prediksi ekonomi global 5,8 persen sehingga bisa dimanfaatkan Jatim untuk mengekspor produk unggulan seperti makanan minuman dan emas perhiasan.

“Mungkin yang menarik, Jatim sebagai hub bisa memanfaatkan perdagangan antar daerah khususnya Sulawesi dan Kalimantan karena harga batu bara, nikel, timah sedang booming juga di luar negeri,” katanya.

Harmanta menjelaskan sektor konsumsi yang tumbuh tahun ini tidak hanya didorong oleh produk mamin, obat dan jamu tetapi juga sudah berkembang pada barang-barang fesyen dan barang non pangan, termasuk properti dan otomotif yang terdongkrak oleh stimulus free PPN dan PPnBM.

“Itu sangat membantu sehingga mendorong konsumsi di luar pangan, orang-orang mulai bergairah beli mobil, rumah, ditambah lagi saat itu ekonomi masyarakat terbantu puasa lebaran dan THR,” katanya.

Namun memang pada kuartal III ini, lanjut Harmanta, terdapat PPKM, sehingga BI merevisi ke bawah untuk pertumbuhan ekonomi tahun ini. Menurutnya, pertumbuhan ekoomi di kuartal III agak lebih rendah dari kuartal II.

“Tetapi masih positif, sebab kegiatan PPKM hanya berlangsung untuk level 3 dan 4, berbeda dengan PSBB yang kita lihat semua sektor tutup,” imbuhnya.

Harmanta tetap berharap dampak dari PPKM di tahun ini tidak akan separah kondisi tahun lalu saat awal dimulainya pandemi Covid-19. Dia meyakini program vaksinasi yang terus digenjot dengan target 1 juta/hari bisa mempercepat pemulihan ekonomi.

“Mudah-mudahan kuartal IV optimismenya dari keberhasilan vaksin sebagai game changer. Juli - Agustus mau dipercepat, Kalau terealisasi akan mendorong perekonomian, dan sudah terbukti di AS, China yang hampir 70 - 80 persen penduduknya sudah tervaksin. Di AS sudah bisa tumbuh 6 - 7 persen, China juga mulai lari,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper