Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya membantu menyiapkan kebutuhan peti mati bagi jenazah Covid-19 untuk meringankan beban keluarga yang ditinggalkan oleh pasien.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan saat ini Pemkot Surabaya membuat peti mati sendiri di halaman belakang Balai Kota untuk meringankan beban keluarga yang ditinggalkan oleh pasien Covid-19. Meski begitu, Eri berharap peti yang disiapkan ini tidak akan dipakai dengan kata lain tidak ingin ada korban lagi akibat Covid-19.
“Mau tidak mau, mulai Juni 2021 sampai sekarang, sudah 500 orang lebih meninggal. Bahkan pemulasaraannya antre, petinya antre. Sampai kita buat peti di Balai Kota Surabaya untuk membantu," katanya dikutip dalam rilis, Senin (5/7/2021).
Dia mengatakan sebelumnya Pemkot Surabaya juga sudah menyiapkan area di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih untuk digunakan sebagai tempat pemulasaran jenazah karena di rumah sakit kondisinya overload.
“Pemkot akan melakukan apapun, termasuk membuat peti ketika ada keluarga yang meninggal karena Covid-19 dan di pemulasaran Keputih tidak perlu lagi membeli peti," katanya.
Selain membuat peti mati, lanjutnya, Pemkot Surabaya juga tengah menyiapkan lapangan tembak yang berada di Kedung Cowek, Kecamatan Bulak untuk dijadikan sebagai rumah sakit guna merawat warga yang akan isolasi mandiri.
Baca Juga
“Paling tidak ini bisa memberikan kekuatan kepada warga Surabaya yang takut melakukan isolasi di rumah karena tidak ingin menularkan kepada keluarganya. Jadi bisa dilakukan di sini, langsung di bawah pengawasan dokter,” katanya.
Berdasarkan catatan Pemkot Surabaya, angka kematian akibat Covid-19 di Kota Pahlawan Juni hingga awal Juli 2021 sudah mencapai 697 orang lebih. Tingginya angka kematian inipun berdampak pada terjadinya antrean pemulasaran jenazah di rumah sakit serta kebutuhan akan ketersediaan peti mati sesuai dengan pemakaman protokol kesehatan.
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara menambahkan per 2 Juli 2021 saja tercatat ada sebanyak 100 jenazah yang harus dimakamkan secara prokes. Rinciannya, sebanyak 55 jenazah dimakamkan di TPU Keputih, 22 di TPU Babat Jerawat, 4 di Krematorium dan 19 di pemulasaran.
“Kondisi banyakanya yang harus dimakamkan secara prokes ini juga membuat para petugas pembuatan peti jenazah di Pemkot kewalahan karena sesuai SOP prokes jenazah karena Covid-19 harus dimasukkan dalam peti mati agar tidak menular,” imbuhnya.