Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrik Karet Olahan PTPN XII di Pancursari Produksi 3.000 Kg RSS Per Hari

Penyebab lainnya, karena tanaman karet yang ditanam di lahan seluas 221 hektare tidak bisa dipanen karena dikuasai secara ilegal oleh masyarakat.
Pekerja sedangkan memproses karet di pabrik karet olahan milik PTPN XII di Pancursari, Rabu (16/6/2021)./Bisnis-Choirul Anam
Pekerja sedangkan memproses karet di pabrik karet olahan milik PTPN XII di Pancursari, Rabu (16/6/2021)./Bisnis-Choirul Anam

Bisnis.com, MALANG — Pabrik karet olahan milik PT Perkebunan Nasional atau PTPN XII di Pancursari, Kab. Malang, mulai beroperasi pada Maret 2021 dengan kapasitas 3.000 kg/hari berupa ribbed smoked sheet, karet lembaran.

Manajer Kebun Pancursari PTPN XII Erwin Malau mengatakan produksi ribbed smoked sheet (RSS) sebanyak itu berarti masih 80 persen-90 persen dari kapasitas produksi pabrik.

“Penyebabnya karena cuaca masih basah. Kalau iklim sudah kering, bisa optimal. Saya perkirakan Agustus mulai tinggi hasil penyadapan karet sehingga produksi karet lembaran bisa optimal,” ujarnya di sela-sela pemasangan banner di kebun sebagai dukungan SPBUN PTPN XII pada Kebun Pancursari untuk menguasai kembali lahan yang dikuasai secara ilegal oleh pihak lain di Malang, Rabu (16/6/2021).

Penyebab lainnya, karena tanaman karet yang ditanam di lahan seluas 221 hektare tidak bisa dipanen karena dikuasai secara ilegal oleh masyarakat. Total lahan tanaman karet di kebun tersebut mencapai 704 hektare.

Oleh karena itulah, jika lahan milik PTPN XII di Pancursari seluas 650 hektare ditanami karet, maka produksi karet lembaran di pabrik tersebut bisa tinggi. Bisa memproduksi lembaran karet sebanyak 5.000 kg/hari

Terkait dengan kesiapan SDM pabrik jika ada peningkatan produksi tidak ada masalah. Nantinya bisa diatur jam kerja karyawan dengan cara shift agar produksi bisa tinggi.

Saat ini, kata dia, harga karet alam dunia sedang membaik. Harga karet lembaran yang diolah mencapai US$2,2/kg, lebih tinggi dari BEP produksi karet lembaran yang mencapai US$1,8/kg.

“Jika karet harganya US$1-1,5/kg, maka kami merugi, karena di bawah biaya produksi,” katanya.

Investasi pembangunan pabrik pengolah karet di Pancursari, kata dia, mencapai Rp19 miliar. Dengan investasi sebesar itu, maka diperkirakan mencapai BEP setelah lima tahun pabrik beroperasi.

Dia meyakinkan, menjual karet alam dalam bentuk yang diolah menjadi lembaran lebih menguntungkan dari pada dalam bentuk lump. Ribbed smoked sheet biasa digunakan untuk bahan baku ban motor maupun mobil, sedangkan lump diperuntukkan untuk sol sepatu, sandal, dan lainnya.

Harga antara karet dalam bentuk lump dan ribbed smoked sheet juga sangat jauh berbeda. Selisihnya mencapai sekitar 200 persen, jauh lebih mahal ribbed smoked sheet.

Pabrik karet olahan di Pancursari, kata Erwin, menyerap tenaga kerja sebanyak 60 tenaga kerja khusus mereka yang bekerja di pabrik. Sedangkan jika dihitung mereka yang menyadap karet, totalnya mencapai 300 tenaga kerja.

“Jadi industri pengolahan karet ini banyak menyerap tenaga kerja. Jika penanaman kembali lahan seluas 650 hektare yang dikuasai warga secara ilegal berhasil direalisasikan, maka kegiatan itu banyak menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi angka pengangguran,” ucapnya.(K24)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper