Bisnis.com, SURABAYA - Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) Jawa Timur menyebut bahwa upaya peyekatan di jalur Jembatan Suramadu cukup efektif dalam menekan laju penularan Covid-19.
Pembina pengurus daerah Persakmi Jatim, Estiningtyas Nugraheni mengatakan keputusan pemerintah dalam menerapkan penyekatan jalur Suramadu sudah sangat tepat karena merupakan langkah yang paling efektif menekan laju pandemi.
“Itu sudah yang paling efektif, yang paling signifikan untuk menekan, menapis atau screening orang yang masuk ke Surabaya,” katanya, Jumat (11/6/2021).
Esti mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Kabupaten Bangkalan saat ini sangat berpengaruh terhadap kondisi di Kota Surabaya. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat keterisian bed rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) di beberapa rumah sakit atau Ruang isolasi di Surabaya.
“Jumlah positif yang ada di Asrama Haji dan Rumah sakit Lapangan itu kan kelihatan naik,” imbuhnya.
Menurutnya, peningkatan kasus terjadi sejak 2 minggu pasca Lebaran, dengan rerata prosentase peningkatan masih berada di bawah 30 persen. Namun, pasca terjadinya lonjakan kasus di Bangkalan, mempengaruhi kenaikan kasus di Surabaya yang cukup signifikan.
Baca Juga
“Sejak adanya peningkatan kasus di Bangkalan pada 3 minggu pasca Lebaran, kemudian di Surabaya ikut naik sampai di atas 50 persen. Ini berarti sudah signifikan kenaikannya,” imbuhnya.
Selain itu, lanjut Esti, terdapat faktor lain yang mempengaruhi peningkatan kasus di Surabaya yakni tingginya mobilitas masyarakat di Kota Pahlawan, termasuk banak warga luar daerah yang setiap hari bekerja di Surabaya.
"Penyakit ini berkaitan pertemuan antar orang, menularnya dari orang ke orang. Ada intersection, atau irisan-irisan kegiatan manusia,” imbuhnya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menambahkan pemkot sendiri tidak hanya menerapkan penyekatan tetapi juga mengerahkan swab hunter untuk menyisir warga yang berpotensi penularan, terutama yang dalam beberapa hari terakhir sempat melakukan perjalanan dari Madura.
"Swab massal dan swab hunter ini dilakukan di pemukiman keramaian dan yang kemungkinan ada lonjakan sudah dilakukan. Jadi kasus di dalam kota sendiri jangan sampai meningkat," katanya.