Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suparma Optimistis Capai Target Rp2,54 Triliun, Begini Strateginya

Kondisi pasar yang terus tumbuh bagus sampai saat ini adalah sektor rumah tangga dan pasar modern atau ritel.
Direktur PT Suparma Tbk Hendro Luhur (kiri). /Dok Suparma
Direktur PT Suparma Tbk Hendro Luhur (kiri). /Dok Suparma

Bisnis.com, SURABAYA - Produsen kertas dan tisu PT Suparma Tbk. memperkirakan potensi pasar pada tahun ini bisa tumbuh lebih optimal pasca terjadinya pandemi Covid-19 dengan proyeksi penjualan sekitar Rp2,54 triliun atau naik 20 persen.

Direktur Suparma, Hendro Luhur mengatakan pada empat bulan pertama tahun ini saja penjualan perseroan mampu tumbuh 13,5 persen. Pertumbuhan penjualan bersih tersebut disebabkan oleh kenaikan permintaan pasar secara kuantitas yakni 7,1 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

“Selain itu, kenaikan penjualan bersih ini juga disebabkan oleh naiknya harga jual rata-rata produk kertas sebesar 6 persen,” katanya dalam RUPS, Senin (7/6/2021).

Dia mengatakan penjualan bersih Suparma sepanjang Januari - April 2021 secara kuantitas mencapai 67.951 MT atau naik 7,1 persen dibandingkan sebelumnya hanya 63.426 MT. 

“Capaian di 4 bulan pertama ini setara dengan 33,3 persen dari target penjualan produk kertas tahun ini yakni sebesar 203.852 MT, atau capaian sepanjang Januari - April ini juga setara dengan 31,8 persen dari target penjualan tahun ini sebesar Rp2,54 triliun,” ujarnya.

Hendro menambahkan, produksi kertas Suparma pada periode 4 bulan ini juga mengalami peningkatan 17 persen dari awalnya hanya 60.717 MT menjadi 71.029 MT atau setara dengan 33,2 persen dari target produksi kertas 2021 yakni 213.845 MT.

Menurutnya, membaiknya kondisi pasar ini juga sejalan dengan tren pertumbuhan ekonomi yang semakin menuju angka positif. Hanya saja, untuk pasar hotel, restoran dan kafe (horeka) saat ini masih stagnan dan belum ada peningkatan.

“Kondisi pasar yang terus tumbuh bagus sampai saat ini adalah sektor rumah tangga dan pasar modern, mereka adalah pasar yang cukup menopang penjualan kami,” ujarnya.

Dibandingkan tahun lalu saat awal pandemi terjadi, penjualan bersih Suparma mencapai Rp2,15 triliun atau mengalami penurunan 14,4 persen dibandingkan 2019. Penurunan kinerja disebabkan oleh turunnya kuantitas penjualan sebesar 12,8 persen, dan harga jual rata-rata juga relatif tidak mengalami perubahan.

Meski begitu, turunnya beban pokok penjualan yang melebihi penurunan penjualan bersih menyebabkan Suparma membukukan laba bersih tahun lalu mencapai Rp153,9 miliar atau naik 25,2 persen.

Meningkatnya laba bersih tahun lalu ini disebabkan turunnya beban operasional dan administrasi seperti beban ekspor dan pengangkutan, serta turunnya honorarium tenaga ahli, perbaikan dan pemeliharaan, perjalanan dinas dan jamuan di beban umum.

“Dari kinerja tahun lalu pun, perseroan membagikan dividen tunai kepada para pemegang saham sebesar 20 persen dari laba bersih yakni Rp15/lembar saham atau dengan total Rp31,7 miliar lebih,” imbuhnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper