Bisnis.com, SURABAYA - Kalangan pengusaha alas kaki atau sepatu memproyeksikan kinerja ekspor sepatu tahun ini bisa mencapai US$5 miliar sejalan dengan pulihnya kegiatan ekonomi pasca pandemi serta meningkatkan permintaan pasar di luar negeri.
Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko mengatakan kondisi pasar ekspor sepatu tahun lalu masih tergolong cukup baik meski dalam kondisi pandemi lantaran adanya permintaan dari sejumlah negara seperti Amerika Serikat dan China.
“Ini terjadi karena selama pandemi banyak negara yang mengurangi produksi bahkan tutup ataupun relokasi ke negara lain. Bahkan China sendiri bisa menerima sepatu-sepatu buatan Indonesia, sehingga ini kesempatan yang baik bagi industri sepatu kita,” jelasnya, Senin (5/4/2021).
Dia mengatakan ekspor alas kaki tahun lalu tercatat mampu mencapai US$4,6 miliar, dan produksi Indonesia telah berkontribusi sekitar 3 persen terhadap pasar sepatu di dunia. Sebagian besar industri sepatu yang banyak menikmati kesempatan pasar ekspor ini berada di Jawa Barat.
“Sedangkan untuk Jatim kontribusinya sangat kecil masih di bawah 20 persen, karena industri sepatu di Jatim kebanyakan untuk pasar domestik. Namun saya perkirakan ke depan ekspor sepatu dari Jateng akan meningkat, karena banyak industri dari Jabar maupun Jatim yang relokasi ke Jateng sebagai dampak dari kebijakan upah minimum,” jelasnya.
Adapun berdasarkan data Aprisindo, terdapat sejumlah perusahaan yang memang fokus 100 persen pada pasar ekspor, dan ada sekitar 100 an pabrik yang menggarap pasar lokal maupun ekspor. Sementara di Jatim terdapat sekitar 170 an pabrik yang fokus menggarap pasar lokal.
Baca Juga
Ketua Aprisindo Jatim, Winyoto Gunawan menambahkan dalam kondisi pandemi, pasar domestik yang paling terpuruk karena sepanjang tahun lalu hingga kini belum ada kegiatan sekolah yang umumnya ada peningkatan penjualan sepatu di musim penerimaan siswa baru.
“Banyak kendala karena pandemi yang akhirnya membuat kegiatan sekolah hanya dilakukan dengan sistem belajar online, sehingga market lokal kita turun hampir 70 persen,” katanya.
Dia pun berharap ada upaya pemerintah yang membantu mendongkrak pasar domestik untuk sektor alas kaki, misalnya dengan menerapkan program cintailah produk dalam negeri seperti yang digaungkan oleh Presiden Joko Widodo.
“Sesuai imbauan cintailah produk dalam negeri, ini harus betul-betul direalisasikan saat ini, karena Covid-19, UMKM alas kami kami banyak yang turun tajam dan tutup. Kami berharap pejabat, ASN, atau siswa-siswi dan seluruh masyarakat betul-betul mencintai produk sendiri dan bukan hanya gembar-gembor,” ujarnya.