Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun ini optimistis bisa mengejar realisasi investasi Rp100 triliun - Rp120 triliun atau naik sekitar 25 persen seiring dengan berbagai upaya promosi investasi di sejumlah kawasan industri.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Jatim Aris Mukiyono mengatakan tingginya target realisasi investor itu salah satunya karena faktor bergeraknya aktivitas ekonomi pasca pandemi, dan upaya program vaksinasi, serta adanya sejumlah perusahaan yang izin usaha yang sudah beroperasi 2021.
“Kemudian ada Bandara Kediri yang sudah pembebasan lahan, dan promosi investasi dari kabupaten/kota terus ditawarkan. Paling tidak tahun ini bisa mencapai Rp100 triliun saja sudah Alhamdulilah, karena realisasi tahun lalu Rp78,3 triliun,” jelasnya, Senin (15/3/2021).
Selain itu, lanjut Aris, saat ini kawasan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) juga sedang menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Manufaktur dan Teknologi Tinggi yang diharapkan bisa menarik investor asing dengan perusahaan berteknologi tinggi.
“Kalau nanti menjadi KEK Manufaktur dan Teknologi Tinggi, akan ada investor dari Taiwan yang tertarik dan ini akan menggenjot investasi Jatim, bahkan di daerah-daerah sudah mulai care untuk membuat kawasan industri seperti di Nganjuk dan Ngawi,” jelasnya.
Aris menambahkan untuk realisasi investasi sejauh ini masih dikontribusi oleh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yakni 70 persen dan 30 persen merupakan PMA. Untuk PMA sendiri paling banyak dilakukan oleh Singapura.
Baca Juga
“PMA terbesar kita masih Singapura yakni 80 persen, nah kenapa Singapura? Kan di sana penduduknya multi dunia, bisa saja mereka asal negara lain dengan basis perusahaan di Singapura,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, daerah terbesar untuk investasi PMA yakni Surabaya, Pasuruan, Sidoarjo, Gresik, dan Mojokerto. Dia pun memastikan, proses perizinan investasi di Jatim akan lebih dipermudah guna menarik investor.
“Ada info dari Semen Indonesia, bahwa ada kerja sama mereka dengan Jepang dan ternyata Jepang serius untuk investasi dan mereka kaget karena pengurusan izin gak sampai 3 bulan,” imbuhnya.