Bisnis.com, MALANG — Belanja pemerintah dan bantuan langsung tunai atau BLT perlu dipercepat agar mampu mendorong konsumsi sehingga dapat menumbuhkan sektor riil maupun ekonomi.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Wildan Syafitri mengatakan hal itu menanggapi Kota Malang yang mengalami deflasi 0,01 persen pada Februari 2021.
”Dengan direalisasikan belanja pemerintah dan BLT, maka uang beredar di masyarakat menjadi banyak dan daya beli serta permintaan mereka juga meningkat,” katanya di Malang, Senin (1/3/2021).
Pada Februari 2021 Kota Malang mengalami deflasi sebagai dampak dari pelaksanaan PPKM. Namun dari sisi kesehatan, hal itu menandakan bahwa pelaksanaan PPKM relatif berhasil. Hal itu juga ditandai dengan tren pertambahan positif Covid-19 yang menurun di Kota Malang.
Selain belanja pemerintah dan BLT perlu juga dilakukan percepatan pelaksanaan vaksinasi Covid-19, ujar Wildan yang tercatat sebagai Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Malang.
Jika cakupan vaksinasi Covid-19 di Kota Malang sudah tinggi, ditambah dengan pencabutan PPKM karena Covid-19 sudah dapat dikontrol dengan baik, maka pemerintah, terutama pemda, perlu mulai menangani sisi ekonominya.
Pertemuan-pertemuan di hotel perlu dilonggarkan, begitu pula pusat-pusat layanan publik dibuka, pendidikan secara luring sudah mulai, restoran dan tempat-tempat hiburan juga dibuka meski tetap harus melaksanakan protokol kesehatan, yakni menerapkan 3M.
Kegiatan-kegiatan tersebut dinilai memberikan multiplier effect bagi sektor ekonomi lainnya. Misalnya, dengan dibukanya kegiatan perkuliahan luring, usaha kuliner dan indekos bisa tumbuh. Begitu juga transportasi.
Dibukanya perkuliahan luring juga positif bagi tumbuhnya industri properti karena adanya permintaan dari mahasiswa luar kota untuk membeli rumah.
Deflasi, kata dia, bagaimana pun berdampak pada sektor riil. Deflasi memberikan disinsentif bagi sektor riil.
Jika deflasi, maka dari sisi permintaan jelas terjadi penurunan. Dengan kondisi seperti itu sulit bagi sektor usaha melakukan ekspansi seperti meningkatkan usaha maupun dalam bentuk investasi baru.
“Karena itulah, deflasi dalam jangka panjang bisa berdampak pada sektor tenaga kerja, naiknya angka pengangguran,” kata Wildan.
Namun, lanjut Wildan, deflasi juga menunjukkan bahwa di saat krisis tidak ada masalah dari sisi pasokan.
Ia menambahkan akan menjadi masalah besar jika dalam masa krisis harga-harga bahan-bahan kebutuhan masyarakat, terutama kebutuhan pokok, justru naik. Jika terjadi, itu berarti ada masalah dari sisi pasokan dan produksi.
Penyebab deflasi di Kota Malang antara lain karena turunnya tarif angkutan udara. Hal itu patut dimaklumi karena sektor pariwisata terhenti pada masa pandemi. Begitu juga kegiatan-kegiatan bisnis dan kedinasan juga terbatas.
“Kota Malang sebenarnya sangat terdampak dengan adanya pandemi karena ekonominya banyak ditopang sektor pariwisata. Sektor pariwisata paling terdampak adanya pandemi,” ujarnya.