Bisnis.com, PASURUAN — Penularan Covid-19 di Kab. Pasuruan tertinggi berasal dari keluarga, yakni 730 orang terpapar virus tersebut dari klaster keluarga.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan Ani Latifah mengatakan jumlah tersebut terdiri atas ibu rumah tangga, kepala keluarga, anak-anak dan lansia.
“Sedangkan di urutan kedua dari klaster perusahaan sebanyak 543 orang, dari klaster SDM (sumber daya manusia) kesehatan sebanyak 197 orang, klaster perkantoran sebanyak 105 orang, dan sisanya adalah warga Kabupaten Pasuruan dari beragam profesi,” ujarnya di Kab. Pasuruan, Minggu (14/2/2021).
Dengan demikian, paling banyak penularan Covid-19 dari klaster keluarga. Kebanyakan ibu rumah tangga, kemudian kepala keluarga atau bapak, anak-anak, dan lansia. Oleh karenanya, yang harus diwaspadai penyebaran di internal keluarga karena pasien positif dengan kategori OTG (orang tanpa gejala) justru sangat rentan terjadi penyebaran ataupun menjadi pembawa virus.
Apabila sudah terjadi seperti itu maka akan menjadi sangat berbahaya, apalagi tidak melakukan isolasi mandiri secara baik di rumah. Pasalnya, OTG mereka bebas beraktivitas dengan warga lainnya.
“Yang sangat berbahaya itu di lingkungan keluarga. Kalau ada salah satu anggota keluarga yang terinfeksi virus Covid-19 dan tanpa gejala, hal itu yang menjadi bibit penyebaran bagi yang lain. Makanya klaster keluarga itu yang harus kita antisipasi bersama,” ucapnya.
Baca Juga
Bupati Pasuruan, M. Irsyad Yusuf menegaskan Pemkab Pasuruan telah mengeluarkan kebijakan yang intinya ASN yang sakit boleh bekerja dari rumah dan jika ada gejala seperti Covid-19 dipersilahkan segera memeriksakan diri kondisi kesehatannya.
Kebijakan tersebut sudah diberlakukan sejak Pandemi Covid-19 di tribulan pertama tahun lalu. “Bagi ASN yang sakit kami izinkan bekerja dari rumah. Ini bagian dari upaya kami untuk mencegah penyebaran virus tersebut,” ujarnya.
Terkait dengan masih tingginya angka penularan Covid-19, kata dia, maka Pemkab Pasuruan akan mengevaluasi terkait dengan pelaksanaan isolasi mandiri di rumah. Apalagi masih terdapat banyak kasus yang terjadi akibat kontak erat dari keluarga yang terkonfirmasi Covid-19.
“Protokol kesehatan harus dijalankan mulai dari keluarga. Jaga jarak kalau ada yang sakit dengan gejala mirip Covid-19 dan pakai masker, sering cuci tangan. Kalau keluar rumah wajib pakai masker. Jaga jarak apabila bersosialisasi dengan tetangga,” katanya.
Dia juga menegaskan, peran Satgas di setiap RT juga harus betul-betul dimanfaatkan dengan baik dengan selalu mengutamakan koordinasi dan kerja sama dalam menjaga warganya masing-masing.
“Di setiap RT dan RW sekarang harus ada Satgas untuk membantu dalam hal informasi apabila ada warga yang butuh bantuan terkait Covid-19. Diminimalisasi sedemikian rupa agar setiap warga juga menjadi tangguh dalam menghadapi Pandemi yang hingga kini belum juga selesai,” katanya.(K24)