Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengklaim realisasi kinerja investasi pada 2020 mampu tumbuh positif di tengah pandemi lantaran dinilai memiliki iklim investasi yang kondusif salah satunya kemudahan izin.
Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jatim, realisasi investasi pada 2020 tercatat mencapai Rp78,3 triliun. Nilai tersebut meningkat 33,8 persen dibandingkan realisasi 2019 yakni hanya Rp58,85 triliun.
Adapun dari realisasi investasi 2020 tersebut sebanyak Rp22,6 triliun merupakan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Rp55,7 triliun merupakan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Dibandingkan dengan 2019 pun, PMA maupun PMDN mengalami pertumbuhan sebab sebelumnya PMA hanya Rp17,86 trilin dan PMDN Rp33,34 triliun.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan iklim investasi yang kondusif salah satunya dapat dilihat dari layanan kemudahan izin investasi yang diberikan pemerintah. Awal tahun ini, bahkan DPM-PTSP Jatim mengembangkan aplikasi Jatim Online Single Submission (JOSS).
“Investasi tahun ini diharapkan bisa kita capai lebih baik dengan adanya JOSS dan inovasi lainnya. Apalagi sebelumnya Jatim menandatangani kerja sama kemitraan 18 UMKM dengan 6 perusahaan Jatim baik PMA maupun PMDN agar UMKM bisa terlibat dalam rantai pasok global, dan bisa naik kelas,” katanya, Rabu (27/1/2021).
Dia mengatakan kinerja investasi Jatim tahun lalu itu juga merupakan capaian positif bagi Jatim mengingat realisasinya masuk dalam urutan ketiga di Indonesia, setelah Jawa Barat Rp120,4 triliun, dan DKI Jakarta Rp95 triliun.
Baca Juga
“Namun jika melihat tren investasi PMDN, Jatim merupakan yang tertinggi di Indonesia, disusul Jawa Barat dan DKI Jakarta,” katanya.
Khofifah menjelaskan, PMDN Jatim sendiri banyak dikontribusi dari investasi sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp26,9 triliun. Sedangkan PMA kontribusi sektor industri kimia dan farmasi Rp8,9 triliun.
“Investasi sektor transportasi ini salah satunya adalah dari PT Waskita Bumi Wira yang menggelontorkan Rp9,4 triliun untuk menggarap proyek nasional Tol KLBM Gresik, Pelindo III bangun infrastruktur kawasan Teluk Lamong Rp5,2 triliun. Sedangkan PMA ada PT Pertamina Rosneft bidang kimia di Tuban Rp4,9 triliun,” jelasnya.
Dia menambahkan investasi PMA banyak memilih pengembangan usaha di kawasan Tuban, Pasuruan, Gresik, Mojokerto dan Jombang serta didominasi investor dari Singapura dan Jepang. Sebaliknya untuk PMDN paling banyak terealisasi di kawasan Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Pasuruan dan Probolinggo.