Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jatim Pacu Perdagangan dengan Sulsel Melalui Paguyuban Warga

Konsep optimalisasi paguyuban warga ini sedang dipersiapkan agar lebih maksimal.
Aktivitas bongkar muat di dermaga Terminal Peti Kemas Surabaya (TPS), Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur./Antara-Zabur Karuru
Aktivitas bongkar muat di dermaga Terminal Peti Kemas Surabaya (TPS), Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur./Antara-Zabur Karuru

Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengoptimalkan keberadaan Paguyuban Warga Jatim di wilayah Sulawesi Selatan untuk meningkatkan kinerja perdagangan antarprovinsi.

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan fungsi 26 Kantor Perwakilan Dagang (KPD) Jatim selama ini ternyata juga bisa dilakukan oleh paguyuban warga Jatim yang tinggal di berbagai provinsi guna membangun konektivitas.

“Dari hasil evaluasi yang sudah dilakukan, ada opsi lain bahwa KPD yang tadinya memiliki kantor, nanti fungsi itu bisa dilakukan oleh paguyuban warga Jatim, sehingga mereka akan menjadi bagian dari tim yang bisa membantu proses konektivitas perdagangan lebih luas dan militan,” jelasnya, Jumat (4/12/2020).

Dia menjelaskan konsep optimalisasi paguyuban warga ini sedang dipersiapkan agar lebih maksimal. Sedangkan KPD secara bertahap juga akan disinergikan dengan paguyuban Jatim yang berada di masing-masing provinsi.

“Mudah-mudahan ini akan lebih solid, mereka bisa saling mempertemukan penjual dan pembeli antar kedua provinsi. Dari Sumsel bisa menjadi penjual atau pembeli ke Jatim, begitu juga sebaliknya, serta bisa saling berinvestasi,” ujarnya.

Khofifah menambahkan peluang peningkatan perdagangan antar provinsi menjadi semakin besar melalui paguyuban warga apalagi jumlah warga Jatim yang berada di Sulawesi Selatan mencapai 3 juta jiwa dan tersebar di 17 kabupaten tersebut.

“Mereka bisa saja berpuluh tahun di sini, tetapi akan ada proses yang menjadi daya pengikat bahwa mereka adalah masyarakat Jatim yang sedang meniti karier, profesi di Sumsel,” imbuhnya

Khofifah yang sempat melakukan misi dagang ke Sulawesi Selatan itu juga mempromosikan Kawasan Industri Halal (KIH) yang dikembangkan untuk mengakomodir para pelaku IKM dan UKM yang membuat suatu produk halal dengan jaminan dari kawasan tersebut.

Adapun KIH ini merupakan pengembangan kawasan industri di Safe N Lock yang berdiri di atas lahan seluas ± 462 hektare. Lahan kawasan industri halal ini direncanakan total 148 hektare.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper