Bisnis.com, MALANG — OJK Malang mendorong peningkatan angka literasi dan inklusi keuangan karena berkorelasi positif dengan peningkatan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi daerah.
Kepala OJK Malang Sugiarto mengatakan inklusi keuangan sejalan dan berkorelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi dan meluasnya akses keuangan sehingga dapat mengurangi ketimpangan kesejahteraan masyarakat.
“Peran inklusi keuangan juga penting guna mendorong proses pemulihan ekonomi nasional sebagai enabler kelancaran financial support bagi seluruh masyarakat dan pelaku usaha, terutama yang sulit dijangkau,” katanya pada Gebyar Bulan Inklusi Keuangan Tahun 2020 di Malang, Senin (9/11/2020).
Inklusi keuangan tepat untuk mendukung ketahanan ekonomi masyarakat dalam situasi dan kondisi apapun.
“Kita bersyukur, literasi keuangan di Jatim sudah meningkat menjadi 48,95 persen dan inklusi 87,96 persen sampai dengan akhir 2019,” ujarnya.
Pada era pandemi, pelemahan aktivitas ekonomi masih terjadi akibat pembatasan yang menekan kinerja sektor jasa keuangan. Untuk itu, kata dia, OJK bersama industri jasa keuangan secara proaktif mendukung pelaksanaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diinisiasi oleh pemerintah untuk meminimalisasi dampak pandemi Covid-19 melalui berbagai kebijakan maupun kegiatan.
Baca Juga
Sebagai langkah antisipasi dampak Covid-19, kata dia, OJK mengeluarkan kebijakan yang bertujuan memberikan ruang bernafas bagi debitur UMKM yang terdampak cukup dalam saat awal pandemi.
Di wilayah OJK Malang, sampai dengan triwulan III/2020, tercatat hampir 70.000 debitur UMKM dengan total kewajiban Rp5,88 triliun dan 17.000 debitur non-UMKM dengan baki debet mencapai Rp2,92 triliun yang mendapatkan kelonggaran dari perbankan dan lembaga jasa keuangan (LJK) nonbank lainnya.
Selama Oktober, kata dia, OJK bersama industri jasa keuangan (IJK) menyelenggarakan rangkaian kegiatan Bulan Inklusi Keuangan. Pada kegiatan-kegiatan tersebut, setiap LJK menggunakan tagline masing-masing industri, yakni “Ayo ke Bank” (perbankan), “Yuk Nabung Saham, Ayo Investasi di Reksa Dana (pasar modal), “Maju Berkat Pembiayaan” (perusahaan pembiayaan), “Mari Berasuransi” (perasuransian), “Ayo Menabung Emas” (pergadaian), dan “Menabung untuk Masa Depan” (dana pensiun).
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat mengkampanyekan budaya menabung di berbagai sektor IJK, membuka akses keuangan kepada berbagai lapisan masyarakat, mendorong pembukaan rekening, pemberian kredit/pembiayaan serta penggunaan produk maupun layanan jasa keuangan.
Juga, meningkatkan pemahaman dan awareness masyarakat terhadap produk maupun layanan jasa keuangan, mempublikasikan dan mengoptimalkan program-program inklusi keuangan a.l Simpanan Pelajar, Satu Rekening Satu Pelajar, Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam rangka Keuangan Inklusif, bank wakaf mikro, layanan keuangan digital, asuransi mikro, reksa dana mikro, dan kredit ultra mikro.
“Dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat yang lebih baik mengenai produk atau layanan keuangan diiringi kemampuan pengelolaan keuangan yang memadai akan dapat mendorong masyarakat untuk menggunakan produk atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka dalam beraktivitas ekonomi," ucapnya.
Pjs. Bupati Malang Sjaichul Ghulam berharap OJK dan IJK terus menggiatkan kegiatan edukasi tentang literasi dan inklusi keuangan sehingga masyarakat dapat memanfaatkan produk-produk IJK dan dapat meningkatkan ekonomi mereka.
“Meleknya masyarakat terhadap literasi dan inklusi keuangan juga diharapkan dapat mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru,” ujarnya.
Wali Kota Malang Sutiaji menegaskan kerja sama OJK dengan Pemkot Malang dalam program Ojir (Ojo Percoyo Karo Rentenir) dapat menjadi pintu untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan kepada masyarakat.
Lewat program itu, maka diharapkan masyarakat menjadi teredukasi dan mengetahui serta memahami bahwa memanfaatkan IJK legal lebih menguntungkan mereka.
Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko menilai kebijakan rem dan gas antara kegiatan ekonomi dan kesehatan di era pandemi ternyata berdampak positif bagi pengembangan industri pariwisata di Batu.
“Dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat, maka tingkat kepercayaan masyarakat untuk berwisata menjadi tinggi sehingga tingkat kunjungan wisata ke Batu semakin membaik, terutama pada libur panjang akhir Oktober lalu,” katanya.(K24)