Bisnis.com, SURABAYA – Tren kinerja premi asuransi di Jawa Timur pada kuartal III tahun ini mengalami penurunan 18,8 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang salah satunya disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19.
Direktur Pengawasan LJK 2 dan Manajemen Strategis KR4 OJK Jatim, Mulyanto mengatakan pandemi memang telah berdampak pada semua sektor termasuk jasa keuangan dan asuransi baik secara regional, nasional bahkan global.
“Meski begitu, dalam kondisi pandemi ini, Race Based Capital (RBC) atau kondisi kesehatan keuangan perusahaan asuransi saat ini umumnya masih tergolong bagus, dan seharusnya menjadi kesempatan bagi perusahaan asuransi untuk meningkatkan premi dan nasabah yang terbuka luas,” ujarnya dalam Diskusi Media Virtual Tentang Proteksi Kesehatan Hadapi Pandemi, Rabu (4/11/2020).
Adapun data OJK Jatim mencatat, untuk kuartal II/2020 premi asuransi jiwa di Jatim mencapai Rp7,6 triliun. Jumlah tersebut turun jika dibandingkan dengan premi pada kuartal II/2019 yakni Rp9, 5 triliun. Secara total premi tahun lalu mampu mencapai Rp21,3 triliun.
Sedangkan untuk asuransi umum di Jatim pada kuartal II/2020 tercatat mencapai Rp800 miliar, jumlah itu turun dibandingkan periode sama tahun lalu yakni Rp1,9 triliun.
“Sementara klaim di Jatim sampai September 2020 meningkat 5,7 persen dibandingkan periode sama tahun lalu,” imbuhnya.
Baca Juga
Mulyanto mengatakan untuk meningkatkan kinerja asuransi yang secara literasi masih sangat rendah yakni 9 persen, maka perusahaan asuransi dituntut untuk lebih kreatif dalam membuat produk asuransi, misalnya dengan bundling produk investasi lain sesuai prosedur.
Dia menambahkan, bagi masyarakat yang butuh asuransi di kala pandemi seperti saat ini, juga diperlukan pemahaman agar tidak salah dalam memilih produk mengingat ada produk asuransi yang bundling dengan produk investasi bukan murni asuransi.
“Selain itu, dalam memilih asuransi juga jangan karena teman dan segan dengan portofolio asuransi yang ditawarkan, tapi karena kebutuhan proteksi dan cari yang sesuai dengan kondisi keuangan, termasuk mempelajari laporan keuangan, RBC dan laba rugi dari perusahaan tersebut,” imbuhnya.
Direktur Axa Mandiri, Rudi Nugraha menambahkan saat ini Axa Mandiri fokus dengan produk asuransi jiwa dan kesehatan serta solusi perencanaan jangka panjang karena pangsa pasarnya masih potensial.
“Jika ada risiko meninggal, ada uang pertanggungan yang membantu keluarga, termasuk produk jangka panjang, pendidikan anak dan masa pensiun. Produk-produk ini bisa dipilih satu ataupun bundling,” ujarnya.
Rudi menambahkan untuk meningkatkan nasabah di masa pandemi, Axa menjalankan sejumlah strategi seperti penjualan unit link face to face, penjualan non face to face melalui telepon khusus asuransi jiwa murni.