Bisnis.com, MALANG — Pemkot Malang mendorong warga untuk melakukan kegiatan urban farming/pertanian perkotaan untuk menjaga ketahanan pangan pada era pandemi Covid-19.
Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan untuk mendorong warga melakukan kegiatan urban farming maka pemda menggelar Lomba Kampung Bersinar yang salah satu komponennya berupa kegiatan pertanian di perkotaan.
"Bukan hanya hijau royo-royo yang menjadi tujuan pelaksanaan Lomba Kampung bersinar ini, tapi juga kemantapan kita secara bersama untuk melakukan urban farming agar ketahanan pangan selalu terjaga," katanya aji saat melakukan kunjungan pada acara penilaian Lomba Kampung Bersinar di Wonosari Go Green RW. 19 Kelurahan Purwantoro, Kec. Blimbing, Rabu (4/11/2020).
Kolaborasi untuk menggerakkan urban farming, kata dia, yakni program yang digagas PKK. Karena itulah, semua pihak ita perlu mendukungnya dengan cara membangun budaya menanam sayur dan toga di lingkungan sekitar tempat tinggal.
"Jangan hanya tanaman hias yang diperbanyak, tapi tanaman toga dan sayuran khususnya cabe dan tomat harus diperbanyak karena kedua tanaman tersebut harganya di pasaran cenderung fluktuatif," ucapnya.
Sementara itu, Universitas Muhammadiyah Malang melalui dosen Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Peternakan Ary Bakhtiar bersama dua mahasiswanya mengenalkan bertanam sayur dengan media hidroponik sederhana kepada anak-anak Panti Asuhan Ulil Absor, Dau, Kab. Malang.
Baca Juga
Ary mengatakan angka statistik kasus Covid-19 yang semakin hari semakin meningkat membawa kekhawatiran dalam banyak hal, terutama dalam memenuhi kebutuhan pangan. Sebagai masyarakat konsumen, maka harus lebih berhati-hati dalam memilih bahan pangan yang akan kita konsumsi setiap harinya.
Hidroponik adalah sistem bertanam dengan menggunakan media air dan tambahan nutrisi. “Dengan bahan-bahan yang mudah di dapat kita dapat bertanam sayur sendiri yang kemudian nanti akan menghasilkan hasil panen sayur kita sendiri,” ungkapnya.
Bahan seperti wadah bak air kecil, netpot, rockwool, kain flanel, penutup plastik impraboard, benih sayur, air dan nutrisi hanya sebagai contoh dari pemasangan hidroponik sederhana. Bahan tersebut dapat digantikan dengan bahan-bahan lain seperti bekas bungkus air mineral gelas, kain bekas atau ember dan lainnya.
Selain mudah penerapannya hasil panennya pun aman untuk dikonsumsi. Anak-anak Panti Asuhan Ulil Absor dalam belajar hidroponik sangat antusias. Bahkan mereka berebutan pada saat sesi prakteknya.
Muhammad Fajar Hidayat selaku perwakilan Yayasan Panti Asuhan Ulil Absor menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen dan mahasiswa Agribisnis UMM atas ilmunya.
“Bermanfaat sekali,bisa buat kegiatan anak anak di waktu senggang, juga hasilnya bisa untuk dikonsumsi sendiri atau bisa kami jual,” katanya.
Acara pengabdian ini bertujuan untuk mempertahankan ketahanan pangan rumah tangga mandiri. Dengan begitu harapannya dapat dilakukan dan dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari khususnya kebutuhan pangan. (K24)