Bisnis.com, SURABAYA - PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur menyebutkan dampak pandemi Covid-19 telah berpengaruh terhadap permintaan pelanggan untuk menurunkan daya listrik maupun memilih berhenti sementara.
Senior Manager Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN UID Jatim, Agung Surana mengatakan pelanggan yang meminta penurunan daya atu berhenti sementara adalah pelanggan tarif bisnis dan industri.
"Khususnya pada April hingga Juli kemarin, jumlah pelanggan yang turun daya dan yang berhenti sementara ada 62 pelanggan dengan total daya 125 MVA. Ini tidak bisa bertahan karena tidak memungkinkan, seperti hunian hotel turun, industri tidak bisa ekspor," katanya dalam Media Gathering Virtual, Rabu (12/8/2020).
Agung mengatakan penjualan tenaga listrik, khususnya pada golongan industri, bisnis, dan sosial memang mengalami penurunan sejak Maret 2020 saat dimulainya pandemi Covid-19.
Tercatat hingga Juli 2020, pada golongan industri, penjualan listrik mengalami penurunan hingga 4,40 persen, golongan bisnis turun 4,30 persen, golongan sosial turun 1,47 persen.
Namun pada golongan pemerintah meningkat 4,25 persen, dan golongan rumah tangga meningkat 12,42 persen.
Baca Juga
"Mungkin karena ada kebijakan work from home, masyarakat lebih banyak di rumah, kemudian dari pemerintahan juga disibukkan dengan kegiatan penanganan Covid-19," katanya.
Agung melanjutkan dengan adanya pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saat itu, terjadi tren penurunan beban puncak kelistrikan di Jatim, yakni pada April 2020, penurunannya hingga 6,0 persen, Mei turun mencapai 6,9 persen, Juni turun 1,7 persen, dan Juli turun 1,1 persen.
"Kontribusi penjualan per tarif pun berubah, kontribusi kWh jual tarif Industri pada Januari itu 41,24 persen, kini turun menjadi 37,88 persen. Sebaliknya kontribusi tarif rumah tangga meningkat dari 38,32 persen menjadi 43,41 persen," imbuhnya.