Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya bakal memeriksa pusat-pusat keramaian dan ekonomi guna menekan terjadinya penularan Covid-19.
Data per Rabu (22/7/2020), kasus kumulatif Covid-19 di daerah berjuluk Kota Pahlawan sebanyak 7.994 kasus, dengan 4.494 orang sembuh dan 723 orang meninggal.
Sejak pekan lalu, kasus Covid-19 di Surabaya kembali fluktuatif, belum stabil di kasus positif rendah di bawah tambahan kesembuhan. Seperti pada Minggu (19/7/2020), kasus positif baru 99 orang, dengan kesembuhan 48 orang. Padahal, beberapa hari sebelumnya kasus kesembuhan di atas penambahan positif.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bakal memaksimalkan pemeriksaan masyarakat. Pemeriksaan spesimen Covid-19 di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) milik Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, nantinya tidak hanya untuk warga Surabaya saja melainkan juga untuk warga luar daerah atau umum.
"Seperti di Pasar Keputran Utara kemarin bukan hanya warga Surabaya. Sekitar 70 persen memang warga Surabaya, tapi sekitar 30 persen pedagang yang dari luar kota. Itu semua diperiksa," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Surabaya, Rabu (22/7/2020).
Bahkan, Wali Kota Risma menyebut untuk mencegah terjadinya pimpong atau penularan dari daerah lain, Pemkot Surabaya bakal melakukan pemeriksaan ke pusat-pusat lokasi keramaian seperti di pasar-pasar atau pusat perbelanjaan perdagangan yang ada mobilitas penduduk.
"Misalkan nanti kita akan rencana ke Pasar Pabean, PIOS (Pasar Induk Osowilangun) atau pusat-pusat perdagangan yang tingkat mobilitas penduduknya tinggi," ujarnya.
Apabila dalam pemeriksaan itu nantinya ditemukan warga yang positif, lanjut dia, langsung dilakukan isolasi untuk mencegah terjadinya penularan. Bagi warga Surabaya, selanjutnya diisolasi di Asrama Haji, Sukolilo. Sedangkan warga luar kota, diisolasi di Rumah Sakit Darurat Lapangan Indrapura.
"Kalau kemudian ada yang positif (warga luar Surabaya) tadi langsung kita isolasi di rumah sakit Lapangan Indrapura. Kami sudah ada komitmen dengan Pak Pangkogabwilhan II, Pangdam V Brawijaya, Kapolda Jatim, nanti akan isolasi di sana," ujarnya.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menilai sebetulnya pola yang diterapkan itu juga saling menguntungkan bagi daerah asal pasien. Sebab, ketika pasien itu sembuh dan bukan pembawa carrier lagi, maka saat kembali ke daerahnya pun dia tidak lagi menular.
"Jadi nanti polanya seperti itu. Jadi kita tidak ngomong lokasi (daerah asal), tidak ngomong itu warga Surabaya atau bukan, jadi semua yang ada di lokasi (pasar atau pusat perdagangan) itu maka semua harus di-swab," katanya.
Untuk itu, kata dia, kapasitas pengujian Covid-19 melalui Labkesda milik Pemkot Surabaya bakal ditingkatkan hingga 4.000 spesimen per hari.