Jatim Genjot Potensi Ekspor Ikan Budi Daya

Pembudi daya rakyat untuk ikan sidat di Banyuwangi sudah mulai berkembang, bahkan sudah ada yang ekspor.
Sidat./Istimewa
Sidat./Istimewa

Bisnis.com, SURABAYA – Provinsi Jawa Timur menggenjot potensi ekspor hasil perikanan budi daya yang masih sangat diminati pasar luar negeri di antaranya seperti ikan sidat dan ikan kerapu.

Adapun untuk ikan sidat yang termasuk ikan air tawar saat ini sudah banyak dibudidayakan di wilayah Banyuwangi baik oleh pembudi daya rakyat maupun oleh korporasi dengan tujuan pasar ekspor.

Bupati Abdullah Azwar Anas menjelaskan beberapa tahun lalu pengembangan atau budi daya ikan sidat atau belut yang dikenal dengan sebutan Unagi ini hanya dilakukan oleh korporasi, tetapi kini telah berkembang dilakukan oleh kelompok pembudi daya ikan rakyat.

“Untuk pembudi daya rakyat untuk ikan sidat di Banyuwangi sudah mulai berkembang, bahkan sudah ada yang ekspor tapi masih skala kecil,” katanya kepada Bisnis, Senin (13/7/2020).

Dia mengatakan selama ini ikan sidat banyak diminati negara Jepang, sehingga Pemkab Banyuwangi pun mendorong warga untuk membudidayakan sendiri ikan sidat tersebut guna meningkatkan perekonomian rakyat, apalagi harga jual sidat lebih menjanjikan dibanding ikan lainnya.

Berdasarkan data Dinas Perikanan dan Pangan Banyuwangi, produksi sidat mengalami peningkatan sejak 2015, yang tercatat 158.887 kg, pada 2016 menjadi 183.179 kg, pada 2017 menjadi 204.289 kg, dan pada 2018 dan 2019 sempat turun menjadi hanya 105.267 kg dan 65.427 kg.

Menurutnya, budidaya sidat memang tidak mudah karena tidak bisa dilakukan dengan cara pembibitan tetapi secara alami bisa berkembang biak di sungai dan muara. Di Banyuwangi sendiri, katanya, menjadi pilot project Taman Tecnology (Technopark) pelaihan budi daya Sidat dan merupakan incubator sidat pertama di Indonesia.

“Banyuwangi dijadikan pusat pengembangan sidat karena air bakunya berkualitas,” imbuhnya.

Sementara untuk ikan budi daya kolam payau seperti ikan kerapu banyak dikembangkan di wilayah Brondong, Lamongan dengan total lahan budi daya tambak seluas 270 ha yang produksinya rata-rata 599 ton per tahun.

“Potensi ikan kerapu ini sangat besar. Kita ingin produktivitasnya dimasifkan dengan harapan dapat memberikan ketahanan ekonomi terutama di tengah pandemi Covid-19," kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parwansa.

Dia menjelaskan potensi pasar luar negeri yang sangat meminati ikan kerapu di antaranya adalah China, Hong Kong, Taiwan dan Korea Selatan. Secara nasional, ekspor ikan Kerapu ini pun mengalami pertumbuhan 5 persen tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper