Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PSBB Skala Komunitas Bakal Diadopsi Surabaya?

Jadi pendekatannya karantina rumah, atau karantina kampung. Jadi tidak perlu sampai karantina kota.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani sedang menelepon seseorang menyoal mobil bantuan BNPB yang dinilai telah disabotase./YouTube
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani sedang menelepon seseorang menyoal mobil bantuan BNPB yang dinilai telah disabotase./YouTube

Bisnis.com, SURABAYA - Pakar Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Prof. Pandu Riono, MPH., Ph.D menilai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) skala komunitas jauh lebih substansial dari pada PSBB skala kabupaten/kota.

"Dengan PSBB berskala komunitas itu akan lebih substansi karena yang menjaga dan mengawasi semuanya adalah anggota komunitas. Sehingga pemerintah daerah/kota itu hanya memberikan bantuan yang diperlukan kepada kebutuhan spesifik tertentu," kata Prof. Pandu saat video conference bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Balai Kota Surabaya, Senin (8/6/2020).

Menurut dia, Surabaya Raya tidak seharusnya diterapkan dalam skala kota atau kabupaten, namun lebih tepat jika diterapkan dalam skala lebih kecil seperti berbasis komunitas, lingkup kampung atau rukun warga (RW).

Sebab, lanjut dia, penerapan PSBB skala kota/kabupaten dampak yang ditimbulkan juga begitu besar salah satunya aspek ekonomi dan sosial di masyarakat.

Namun demikian, Prof. Pandu menyatakan ketika PSSB ini diterapkan dalam skala komunitas, maka protokol-protokol kesehatan harus tetap berjalan, seperti tidak bepergian jika tidak ada keperluan, kemudian keluar rumah harus menggunakan masker serta rajin mencuci tangan.

"Supaya kita membuat virus itu tidak pergi dari satu orang ke orang lain. Jadi kewajibannya adalah semua masyarakat wajib menggunakan masker bila keluar. Itu vaksin yang kita punya," katanya.

Ahli Epidemiologi ini menjelaskan ketika di suatu wilayah ditemukan warga yang terpapar Covid-19, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan identifikasi atau penelusuran, mulai jumlah warga yang terpapar hingga ada berapa rumah tangga yang terinfeksi.

Dari hasil itu, lanjut dia, bisa diambil kesimpulan melalui pendekatan-pendekatan yang harus dilakukan kemudian seperti apakah perlu dilakukan karantina skala rumah atau lingkup kampung.

"Jadi pendekatannya karantina rumah, atau karantina kampung. Jadi tidak perlu sampai karantina kota. Karena karantina kota itu dampaknya besar untuk seluruh anggota dan penurunan virus corona ini kan sebetulnya klaster per klaster," ujar Prof Pandu.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyampaikan sebelumnya pihaknya telah mengusulkan kepada Gubernur Jawa Timur agar PSBB di Surabaya tidak diperpanjang supaya ekonomi masyarakat dapat berjalan.

Namun, lanjut dia, ketika PSBB skala kota ini dihentikan, maka jangan sampai nanti angka penularan itu bertambah.

"Jangan sampai karena itu kemudian kita naik lagi. Artinya kita harus sangat-sangat disiplin, menjaga jaga jarak (physical distancing) dan menjaga kebersihan," kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper