Bisnis.com, SURABAYA - Perwakilan Tim Advokasi PSBB dan Survailans FKM Universitas Airlangga dr. Windhu Purnomo menyebutkan bahwa berdasarkan kajian hingga 30 Mei, tren Rate of Transmission (RT) selama PSBB III Surabaya Raya telah turun dari 1,7 menjadi 1,1.
"Walaupun dalam pengamatan masih tercatat naik turun, tapi secara optimistis tercatat RT nya Surabaya Raya kecenderungan menurun dari awal penerapan PSBB," katanya, Senin (8/6/2020).
Windhu mengatakan kondisi menurunnya tingkat penyebaran itu telah menjawab penyebab munculnya lonjakan drastis di awal PSBB jilid 3 hingga 1,7 kali lipat. Namun untuk trennya tersebut menurun di akhir PSBB.
"Sedangkan untuk prediksi (forecasting) jumlah kumulatif setelah PSBB jilid 3 masih akan meningkat, tetapi ada harapan akan melandai," katanya.
Sedangkan, dari sisi kajian sosial dan perilaku masyarakat, lanjut dr. Windhu, berdasarkan pantauan dari google mobility, kepatuhan masyarakat untuk anjuran di rumah saja secara umum di Surabaya Raya tercatat membaik utamanya di Kota Surabaya.
"Meski begitu, pada beberapa tempat masih di temui banyak lokasi yang tidak memenuhi protokol kesehatan," tambahnya.
Baca Juga
Berdasarkan survei, kata Windhu, tercatat 88,2 persen orang yang nongkrong di warung dan kafe masih tidak memakai masker dan 89,3 persen nya tidak menerapkan physical distancing.
Selain itu 78,8 persen orang di kegiatan sosial budaya juga belum menggunakan masker dan 82 persen nya tidak menerapkan physical distancing.
Menurut Windhu, data tersebut menjadi catatan bahwa penerapan protokol kesehatan harus terus ditingkatkan di berbagai sektor meski pada akhirnya pemerintah memutuskan untuk menghentikan PSBB.
"Jadi mengacu hasil tersebut, ketiga wilayah dalam perancangan Perbup dan Perwali menuju masa transisi pasca PSBB diharapkan bisa menambahkan aturan tentang kewajiban pemakaian masker maupun physical distancing," imbuhnya.