Bisnis.com, SURABAYA — PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (Bank Jatim) masih mendata jumlah nasabah yang ingin mengajukan restrukturisasi kredit guna memberikan relaksasi kepada usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang terdampak Covid-19.
Pejabat pengganti sementara (Pgs) Direktur Utama Bank Jatim, Ferdian Timur Satyagraha mengatakan para nasabah kredit yang paling terdampak adanya kondisi wabah virus corona adalah kredit produktif.
"Relaksasi yang diberikan kepada nasabah kredit usaha ini sesuai dengan aturan OJK. Berapa nasabah yang mengajukan restrukturisasi masih proses didata di cabang," katanya kepada Bisnis, Selasa (7/4/2020).
Meski terganggu oleh Covid-19, tetapi menurut Ferdian, virus corona tidak berdampak signifikan terhadap kinerja Bank Jatim secara keseluruhan terutama sepanjang Januari - Februari 2020, termasuk kinerja penyaluran kredit. Sementara kinerja perseroan untuk Maret 2020 atau sepanjang kuartal I masih belum tahap final.
Berdasarkan kinerja Februari 2020, perseroan mampu mencatatkan pertumbuhan kredit 14,01 persen dibandingkan periode sama tahun lalu atau sebesar Rp38,12 triliun.
Komposisi rasio keuangan periode tersebut antara lain Return on Equity (ROE) sebesar 21,63 persen, Net Interest Margin (NIM) sebesar 6,01 persen, dan Return On Asset (ROA) 3,21 persen.
Baca Juga
"Untuk Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO) masih tetap terjaga di angka 64,51 persen," imbuh Ferdian.
Sedangkan kinerja secara keseluruhan, perseroan mencatatkan total aset mencapai Rp71,19 triliun atau tumbuh 18,33 persen, laba bersih Bank Jatim tercatat Rp290,83 miliar atau tumbuh 6,35 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Pada Februari 2020, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Jatim juga mencatatkan pertumbuhan 20,89 persen yaitu sebesar Rp59,30 triliun.
"Pertumbuhan DPK yang signifikan tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat kepada Bank Jatim meningkat," imbuh Ferdian.
Adapun pertumbuhan DPK tersebut didominasi oleh pertumbuhan giro 15,79 persen atau tercatat Rp22,17 triliun, diikuti oleh pertumbuhan tabungan sebesar 16,39 persen atau tercatat Rp18,78 triliun dan pertumbuhan deposito sebesar 33,25 persen atau tercatat Rp18,35 triliun.