Bisnis.com, SURABAYA – Asosiasi Petani Kopi Indonesia (Apeki) Jawa Timur mengkoreksi target produksi kopi tahun ini menjadi hanya tumbuh 2% akibat dampak dari faktor curah hujan tinggi di kuartal I/2020.
Ketua Apeki Jatim, Bambang Sriono mengatakan awalnya petani memproyeksikan pertumbuhan produksi kopi tahun ini bisa mencapai 5 persen - 7 persen, seiring dengan tren permintaan pasar khususnya luar negeri.
“Namun kami melihat kok cuaca kurang mendukung karena curah hujan tinggi ini bisa mengakibatkan kerontokan pada buah kopi dan tanaman terlalu basah sehingga pada waktu pembungaan itu tidak jadi. Untuk itu kami turnkan targetnya menjadi 2 persen tumbuhnya,” jelasnya, Senin (9/3/2020).
Dia menjelaskan biasanya untuk tanaman kopi jeni Arabika akan mulai melakukan proses petik buah pada bulan Mei, sedangkan Robusta dimulai pada Juli. Di awal tahun ini merupakan penentuan hasil buah yang diproduksi tanaman tersebut.
“Kalau dari petani ya melakukan perawatan sesuai standar saja, karena memang tidak ada yang bisa dilakukan petani kalau masalah cuaca,” imbuhnya.
Baca Juga
Bambang menyebutkan produksi kopi Jatim pada 2019 tercatat mencapai 59.000 ton. Sebanyak 75 persen produksinya selama ini diserap oleh pasar ekspor ke Swiss dan Belanda, sisanya 25 persen diserap oleh pasar dalam negeri termasuk industri.