Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Apartemen di Surabaya Diperkirakan Stagnan Tahun Ini

Tingkat penyerapan apartemen strata tittle di Surabaya memang belum bergerak banyak hanya tumbuh sekitar 2 persen di semester II tahun lalu.
 Senior Associate Director Colliers International, Ferry Salanto saat memberikan paparan kondisi pasar properti apartemen di Surabaya, Rabu (29/1/2020)./Bisnis-Peni Widarti
Senior Associate Director Colliers International, Ferry Salanto saat memberikan paparan kondisi pasar properti apartemen di Surabaya, Rabu (29/1/2020)./Bisnis-Peni Widarti

Bisnis.com, SURABAYA — Penjualan properti terutama apartemen di Surabaya tahun ini diperkirakan masih stagnan atau bisa terjual sekitar 83 persen - 84 persen dari total proyek sehingga kurang mampu mengerek harga jual properti.

Senior Associate Director Colliers International, Ferry Salanto, mengatakan meski penjualan stagnan pada 2020 tetapi diyakini penjualannya akan terus naik sekitar 85 persen - 86 persen karena ekonomi diperkirakan bakal menguat pada 2021 - 2024.

"Tingkat penyerapan apartemen strata tittle di Surabaya memang belum bergerak banyak hanya tumbuh sekitar 2 persen di semester II tahun lalu, tetapi pasokannya masih akan terus tumbuh oleh beberapa pengembang besar," katanya saat paparan Media Luncheon Colliers di Surabaya, Rabu (29/1/2020).

Berdasarkan data Colliers, pasokan apartemen semester II/2019 sebesar 7.948 unit. Jumlah itu meningkat tajam sebesar 25,6% dari semester II/2018. Hingga Desember 2019, total unit apartemen mencapai 43.942 unit.

Pasokan apartemen Surabaya sepanjang 2019 tersebut disuplai dari sejumlah proyek yang digarap oleh Pakuwon Group dengan kontribusi unit terbanyak 41 persen, disusul Puncak Group 28 persen, PP Properti 17 persen, Ciputra Group 8 persen, dan Gunawangsa 5 persen.

Sedangkan berdasarkan jumlah proyek, suplai apartemen banyak diisi oleh Pakuwon 43 persen, Ciputra 23 persen, PP Properti 17 persen, Puncak Group 11 persen dan Gunawangsa 6 persen.

Ferry mengatakan seiring dengan stagnannya penjualan, harga jual juga diperkirakan hanya akan naik tipis sebesar 2 persen tahun depan, tapi akan merangkak naik 3 persen - 4 persen per tahun sampai 2024 nanti.

"Kenaikan harga itu cukup kalau dibandingkan kondisi harga properti apartemen di semester II/2019 yang hanya naik 1,7 persen dengan rata-rata harga sekitar Rp21,7 juta/m2," katanya.

Dia menambahkan khusus tingkat hunian atau okupansi apartemen sewa mengalami sedikit kenaikan sebesar 1,5 persen pada semester II/2019 dibanding semester sebelumnya menuju 51,9 persen.

"Itu pun karakter penyewa adalah mayoritas orang Asia atau ekspatriat yang hanya menyewa dalam jangka pendek," imbuhya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper