Bisnis.com, SURABAYA – Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) memperkirakan konsumsi plastik tahun ini bakal meningkat sekitar 5% sejalan dengan optimistisme pertumbuhan ekonomi di atas 5% tahun ini.
Direktur Pengembangan Bisnis Inaplas, Budi Susanto Sadiman, mengatakan pada 2019 tercatat konsumsi plastik mencapai 5,9 juta ton. Jumlah tersebut belum mencapai target yang diharapkan yakni 6 juta ton.
“Tingkat konsumsi tahun lalu yang menurun itu cukup dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi dan kondisi global. Sebetulnya bulan-bulan terakhir ini juga ada indikasi pelemahan permintaan terutama Low Linear Density Polyethylene (LLDPE) atau kantong plastik PET,” katanya, Jumat (10/1/2020).
Dia meyakini pertumbuhan konsumsi plastik tahun ini bukan hanya dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi tetapi juga adanya keseimbang antara suplai dan deman, ketika harga menurun maka permintaan akan meningkat.
“Karena harga sedang menurun maka orang membeli, jadi pola pertumbuhan konsumsinya pada 2020 ini bisa mencapai 6,2 juta ton atau naik 5% dibandingkan 2019,” imbuhnya.
Adapun konsumsi plastik sebanyak 60% kebanyakan untuk kemasan produk, kontainer, boks, ataupun kantong belanja yang fleksibel, sisanya beragam kebutuhan seperti plastik film juga untuk pipa.
Baca Juga
Hingga saat ini konsumsi plastik terbanyak di Jawa Barat 40%, sedangkan Jawa Tengah dan Jawa Timur total 50% dan sisanya 10% tersebar di berbagai daerah di Sumatera dan pulau lainnya.
Menurutnya, industri plastik ke depan masih akan menghadapi tantangan yakni harga yang bergejolak akibat harga minyak bumi, serta upaya mengurangi ketergantungan impor bahan baku plastik.
“Sedangkan karena isu lingkungan atau sampah plastik sudah cukup berkurang karena industri plastik sudah memiliki solusinya, dan tidak terbantahkan,” imbuhnya.
Budi menambahkan, industri plastik sendiri saat ini masih 40% menggunakan bahan baku impor. Jumlah tersebut menurun dibandingkan sebelumnya yang mencapai 50%.
Diharapkan, dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik dan masuknya investasi industri bahan baku, maka kontribusi impor bahan baku bisa berkurang sehingga menjadi hanya 30% pada 2023 nanti.