Bisnis.com, SURABAYA - Satoria Group akan mengejar 40% penjualan gedung perkantoran Satoria Tower di Surabaya Barat sejalan dengan target proses serah terima unit kepada pembeli pada Agustus 2020.
Direktur Marketing Satoria Tower, Ivi Santoso mengatakan sejak launching tahap pertama, tepatnya gedung di lantai bawah hingga kini telah terjual habis.
"Jadi pada launching berikutnya dibuka penawaran untuk umum sampai lantai atas karena hingga kini sudah terjual 60% dari total unit yang ada," jelasnya saat ceremony Topping Off Satoria Tower, Jumat (6/12/2019) malam.
Dia mengatakan perseroan optimistis bahwa bisa mengejar sisa target penjualan lantaran gedung yang dibangun oleh kontraktor PT Mitra Agung Surabaya (MAS) anak usaha Satoria ini memiliki desain teknologi dan efisien dalam hal mobilitas.
"Dari yang sudah terjual, rata-rata pembeli tertarik dengan fasilitas bintang 5 seperti skypool, gym, fitness center, meeting room, lounge, cafe dan restoran," katanya.
Bahkan, lanjutnya, akan ada fasilitas perbankan, salah satunya BNI yang baru saja memborong ruang perkantoran sebanyak 3 lantai sekaligus. Rencananya gedung Satoria ini akan digunakan BNI sebagai kantor cabang utama di Surabaya Barat.
Adapun Satoria Tower ini memiliki luas bangunan 20.000 m2, yang terdiri dari 52 unit premium loft dalam beberapa tipe, serta premium office yang fleksibel dengan luasan 36 m2 - 1.300 m2.
Presiden Direktur Satoria Group, Alim Satria menambahkan pelaksanaan topping off pada Desember ini sudah sesuai dengan target asak. Menurutnya, hal itu menjadi bukti bagi para pembelinya bahwa gedung ini sudah memasuki tahap finishing.
"Kepercayaan pembeli kepada gedung ini sangat membanggakan, salah satunya BNI yang seminggu sebelum topping off langsung memborong 3 lantai untuk kantor cabang utamanya," ujarnya.
Alim Satria menambahkan, perseroan optimistis kebutuhan ruang perkantoran di Surabaya Barat masih tinggi apalagi pemerintah terua berupaya untuk menggenjot investasi agar masuk ke Indonesia, termasuk Jatim.
"Pemerintah sedang getol menarik investor, ini juga sejalan dengan sektor properti yang ikut terdampak ke depannya," imbuhnya.