Bisnis.com, MALANG—Tingginya harga cabai merah besar di Jatim dalam beberapa bulan terakhir dipicu luas panen yang minim terdampak harga komoditas tersebut yang sempat rontok pada periode Februari-Maret 2019.
Wakil Ketua Asosasi Agrobisnis Cabai Indonesia Jatim Nanang Triatmoko mengatakan dampak dari rendahnya penanaman karena harga cabai merah besar pada peridoe Desember 2018-Maret 2019 sempat jatuh hingga menyentuh Rp5.000/kg di tingkat petani, jauh dari harga patokan produksi (HPP).
“Karena itulah penanaman cabai merah besar pada Februari-April sangat berkurang jauh luasannya,” ujarnya dihubungi dari Malang, Kamis (25/7/2019).
Dampaknya, harga cabai sejak pertengahan Ramadan meroket. Bahkan sempat menyentuh Rp46.000/kg di tingkat petani pada pekan lalju, sedangkan saat ini sudah mulai turun menjadi Rp42.000/kg.
“Pada kondisi normal, Banyuwangi dengan mampu panen cabai merah besar dengan luasan sedikitnya 700 hektare/bulan,” ucapnya.
Saat ini, luas panen cabai merah besar di Jatim hanya mencapai 30% dari kapasitas luasan panen mencapai 1.750 hektare. Daerah-daerah yang masih ada panen, yakni Banyuwangi, Lumjajang, Blitar, dan Malang.
Baca Juga
Namun pada pertengahan April, penanaman cabai merah mulai meningkat. Karena itulah, pada Agustus diperkirakan pasokan cabai merah besar diperkirakan sudah besar sehingga otomatis akan mempengaruhi harga di pasar yang akan mengikuti turun.
Puncaknya panen diperkirakan terjadi di September-Oktober. Di periode tersebut, dia memperkirakan, harga cabai merah akan jatuh di kisaran Rp10.000-Rp15.000/kg.
Dengan harga sebesar itu, maka diperkirakan petani banyak yang merugi. Di sentra produksi seperti Lumajang, Blitar, Probolinggo, Malang, dan Kediri, HPP cabai merah mencapai Rp13.000/kg, sedangkan di Banyuwangi Rp12.000/kg, dan Jember Rp9.000/kg.
“Di Jember bisa mencapai angka itu karena risiko tanamnya kecil, karena bersamaan,” ujarnya.
Jika harga cabai merah anjlok hingga menyentuh Rp10.000/kg, maka petani di sebagian besar di Jatim tentu akan merugi karena berada di HPP, sedangkan petani di Jember masih untung meski sangat mepet.
Saat ini, panen juga mulai meningkat, meski tidak besar. Seperti di Jember, tingkat panen sudah mencapai 10%-20%, dan bulan berikutnya tentu akan lebih tinggi lagi. Luasan panen cabai merah di daerah tersebut selama tiga bulan diperkirakan mencapai 1.500-2.000 hektare.
Yang menjadi problem bagi petani, kata dia, produksi cabai merah di tahun depan akan berlimpah. Hal itu terjadi karena ada ekspetasi dari petani bahwa harga komoditas akan tetap membaik di 2020.
Karena itulah, lahan-lahan di pegunungan yang biasanya ditanami komoditas tertentu akan beralih menjadi tanaman cabai merah. “Siklusnya memang terus seperti itu setiap tahunnya,” ucapnya.
Rerata produksi cabai merah besar di Jatim mencapai 10 ton/hektare. Khusus di Banyuwangi, saat ini produksi cabai merah besar mencapai 50 ton/hari, Jember 15 ton/hari, saat memasuki puncak diperkirakan angkanya bisa meningkat menjadi 300 ton/hari di Jember dan Banyuwangi 200 ton/hari.