Bisnis.com, SURABAYA – Kalangan industri di Jawa Timur menilai tren pasar ekspor untuk komoditas makanan dan minuman olahan tahun ini cukup menggembirakan dengan permintaan yang terus meningkat.
Direktur Utama PT Siantor Top Tbk, Agus Suhartanto mengatakan pada tahun lalu pasar ekspor produk makanan kemasan Siantar Top seperti snack mengalami peningkatan 20%. Hal itu menggambarkan potensi pasar internasional yang terus terbuka bisa menjadi peluang bagi perseroan.
“Selama ini memang komposisi pasar ekspor kami belum banyak baru 10%, dan 90% pasar domestik, tapi semakin kesini ternyata produk kami seperti snack noodles merek Mie Gemez digemari di Korea Selatan, Jepang, China dan Taiwan,” katanya saat paparan publik, Jumat (28/6/2019).
Dengan permintaan pasar luar negeri yang menggiurkan, perseroan bahan ingin menggenjot pasar ekspor sampai bisa berkontribusi 20% tahun ini, meski tidak mudah mengingat tingkat persaingan di pasar internasional juga sangat ketat.
“Selain Asia yang jumlah penduduknya besar, kami tahun ini juga mau approaching pasar ke Afrika dan negara-negara Timur Tengah,” imbuhnya.
Sejalan dengan potensi pasar ekspor, perseroan tahun ini pun menargetkan pertumbuhan kinerja penjualan bisa mencapai 20% - 25%. Adapun pada 2018, perseroan mencatatkan penjualan Rp2,825 miliar tumbuh 0,05% dibandingkan 2017, dengan capaian laba bersih Rp255 miliar naik 18,08% dibandingkan 2017.
Baca Juga
“Hingga kuartal I tahun ini penjualan kita sudah mencapai 19% dari proyeksi target yang sudah ditetapkan, atau sekitar Rp862 miliar,” imbuh Agus.
Direktur Siantar Top, Armin menambahkan tahun ini perseroan juga menyiapkan belanja modal Rp422 miliar yang akan digunakan untuk perluasan usaha misalnya meningkatkan kapasitas produksi terutama untuk produk crackers.
Dalam kesempatan yang berbeda, Presiden Direktur Sekar Bumi Tbk, Harry Lukmito mengatakan adanya perang dagang antara AS dan China membuat kalangan industri punya kesempatan untuk memperkuat pasar ekspor terutama ke AS dengan produk makanan olahan basah berbasis udang.
“Sampai saat ini komposisi pasar ekspor terbesar kami selama ini ke AS, tapi tahun ini kami mau sasar negar alain seperti Amerika Latin, Timur Tengah dan Australia,” katanya.
Begitu juga dengan PT Sekar Laut Tbk yang mengandalkan produk makanan olahan kerupuk udang juga ingin melebarkan sayapnya hingga Belanda dan Inggris. Saat ini kontribusi pasar ekspornya baru mencapai 33%.
“Produk snack dan kerupuk pun sudah mulai digemari di Korea Selatan, Jepang dan China . untuk itu tahun ini kami ingin menambah pasar di sana,” ujar Direktur Sekar Laut John Gozal.
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Adhi S. Lukman mengatakan ekspor produk mamin tahun ini memang cukup ekspansif karena terbukanya pasar-pasar baru seperti Afrika, sekaligus adanya dukungan dari pemerintah yang memasukan sektor mamin dalam komoditas prioritas.
Tahun ini, ekspor makanan dan minuman olahan diproyeksikan bisa menembus US$8 miliar, dengan target pertumbuhan industri 9%.