Bisnis.com, MALANG — PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII mengincar pendapatan Rp1,8 triliun tahun ini lewat penjualan komoditas perkebunan maupun operasional PG Glenmore, Banyuwangi, dan lainnya.
Direktur Operasional PTPN XII Anis Febriantomo mengatakan target penerimaan pendapatan sebesar itu mengacu pada tren produksi komoditas yang ditanami di kebun-kebun perusahaan tersebut, juga harga komoditas industri perkebunan dunia.
“Jika tren produksi dan harga komoditas stabil seperti saat ini, kemungkinan penerimaan bahkan bisa melampaui dari target penerimaan pendapatan Rp1,8 triliun,” kata Anis di sela-sela Wonosari Tea Music Festival di Malang, Minggu (21/4/2019).
Secara keseluruhan, produksi komoditas yang ditanam di kebun-kebun PTPN XII meningkat, kecuali kopi Arabica yang mengalami penurunan terkait siklus produksi dan musim kemarau yang panjang.
Kopi Arabica diproyeksikan mencapai 1.800 ton atau turun 22% bila dibandingkan realisasi produksi 2018. Pada saat pembuahaan yang biasanya terjadi tiga-4 kali pada 2018, hanya berlangsung satu kali.
Hal itu terjadi karena saat itu kemarau panjang. Faktor lain, produksi kopi Arabica mengalami produksi siklus naik turun, satu tahun naik, tahun berikutnya turun. Namun untuk produksi robusta, justru naik. Tahun ini diperkirakan tembus 2.400 ton, naik tajam bila dibandingkan realisasi panen 2018 yang mencapai 1.800 ton.
Produksi teh mencapai 1.800 ton atau meningkat 40% bila dibandingkan realisasi produksi 2018. Hal itu ditandai dengan realisasi produksi teh yang mencapai 114% dari target pada Maret.
“Teh yang ditanam di kebun-kebun PTPN XII kualitas premium sehingga harganya juga premium, yakni mencapai Rp28.000/kg, di atas harga rerata teh nasional,” ucapnya.
Kakao edel naik dari realisasi produksi pada 2018 yang mencapai 500-an ton menjadi diproyeksikan mencapai 640 ton. Kakao bulk naik dari 1.650 ton menjadi 1.800 ton.
Karet juga mengalami kenaikan 1.000 ton dari 15.000 ton menjadi 16.000 ton pada tahun ini.
Menurut dia, 90% komoditas perkebunan PTPN XII diserap pasar ekspor, sedangkan sisanya untuk memenuhi dalam negeri. Negara tujuan ekspor, yakni negara-negara Eropa yang banyak mengimpor kakao, kopi, dan teh; China, karet dan teh.
Amerika Serikat menyerap terutama kopi, kakao, dan teh, Jepang kopi, dan tengah dirintis ekspor ke Kuwait untuk kopi Arabica.
Tren komoditas komoditas perkebunan saat ini, kata dia, sangat bagus. Seperti cengkih, mencapai Rp90.000/kg, dan bisa naik menjadi Rp100.000/kg saat pasokan di pasar berkurang.
Produksi cengkih PTPN XII mencapai 230 ton atau naik 100% dari realisasi produksi 2018. Hanya cengkih yang seluruhnya diserap pasar dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan industri hasil tembakau.
“Untuk PG, kami proyeksikan tahun ini bisa meraih laba Rp2,8 miliar dengan target giling 630.000 ton dan rendemen 7,8%,” ucapnya. Angka itu jauh lebih tinggi dari realisasi giling 2018 yang mencapai 400.000 ton dengan rendemen 6,6%.(k24)