Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

XL Axiata Bantu Peternak Sapi Situbondo Lewat Layanan Satwa Nusantara

PT XL Axiata Tbk meluncurkan layanan digital Farm Chain Management System (FCMS) “Satwa Nusantara” untuk memudahkan warga Desa Karang Tekok, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur dalam memelihara sapi.
Bupati Situbondo Dadang Sugiarto (tengah) bersama Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Samsul Widodo (kiri) dan Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih mencoba menggunakan layanan Smart Nusantara seusai melakukan peluncuran di Desa Karang Tekok, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Rabu (19/12/2018). / Ni Putu Eka Wiratmini
Bupati Situbondo Dadang Sugiarto (tengah) bersama Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Samsul Widodo (kiri) dan Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih mencoba menggunakan layanan Smart Nusantara seusai melakukan peluncuran di Desa Karang Tekok, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Rabu (19/12/2018). / Ni Putu Eka Wiratmini

Bisnis.com, SITUBONDO -- PT XL Axiata Tbk meluncurkan layanan digital Farm Chain Management System (FCMS) “Satwa Nusantara” untuk memudahkan warga Desa Karang Tekok, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur dalam memelihara sapi. 

Solusi digital Satwa Nusantara merupakan hasil kerja sama XL Axiata bersama dengan Fakultas Peternakan Universitas Jember, dan Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari, Desa Toyomarto, Singosari Malang, Jawa Timur.

Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih mengatakan layanan Satwa Nusantara merupakan wujud program kontribusi sosial untuk memberikan manfaat ke masyarakat.

Desa Karang Tekok masuk kategori tertinggal sesuai data Kementerian Desa dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Republik Indonesia.

"Kita berupaya membangun ekonomi bersama untuk mempercepat pengentasan desa tertinggal," katanya, Rabu (19/12/2018). 

Direktur Teknologi XL Axiata Yessie

Yosetya mengatakan layanan digital Satwa Nusantara dinilai akan membantu para peternak memastikan sapinya bisa tercukupi pakan dan kondisi kesehatannya sepanjang tahun, termasuk di musim kemarau. 

Adapun sapi adalah aset utama warga Desa Karang Tekok. Tetapi selama ini warga kerap menghadapi persoalan pakan yang tidak mencukupi saat musim kemarau, sehingga sapi kelaparan dan bobotnya menyusut drastis.

"Lalu, daripada mati, mereka menjualnya dengan harga sangat rendah. Padahal, sapi-sapi yang diternakkan warga adalah sapi dari jenis unggul yang punya potensi besar secara ekonomi untuk dikembangkan," katanya. 

Layanan Satwa Nusantara ini akan memberikan data dan gambaran mengenai potensi ekonomi yang bisa didapatkan dari ternak sapi warga desa ke depan.

Sesuai dengan namanya, solusi berbasis FCMS memang ditujukan untuk memaksimalkan produktvitas komoditi pertanian dengan cara menata, memantau dan merencanakan rantai pengelolaan dari hulu ke hilir, dari mulai pemeliharaan, panen, pemasaran, bahkan hingga pengembangan produk dari ternak. 

Saat ini, sesuai keperluan di Desa Karang Tekok, Satwa Nudantara baru difokuskan untuk pemeliharaan, yaitu mengatasi masalah pakan dan kesehatan ternak.

Penerapan solusi ini akan mengubah pola pemeliharaan ternak yang selama ini sudah diterapkan. Jika sebelumnya sapi-sapi digembalakan di padang rumput terbuka untuk mendapatkan rumput hijau, kini sapi harus dikandangkan agar mudah dipantau kondisinya sekaligus mudah memberikan makan. 

"Dengan demikian, ternak tidak hanya bisa diselamatkan dari ancaman kematian di setiap musim kemarau, namun juga bisa dikembangkan secara ekonomis sebagai komoditas," katanya.

Layanan ini bekerja sesuai dengan data ternak yang dimasukkan oleh masing-masing peternak. Data-data sapi ini meliputi data mengenai umur, jenis kelamin, bobot, jenis sapi, bahan baku pakan dan stok pakan jadi. Data-data tersebut kemudian akan disimpan di bank data.

Pengelolaan data-data ternak ini selanjutnya bisa menghasilkan data riil dan analisa mengenai populasi sapi, jumlah pakan yang dibutuhkan seperti pakan organik maupun pakan tambahan, potensi pertambahan ternak hingga beberapa tahun ke depan, hingga potensi stok daging yang tersedia, serta nilai ekonomi yang dimiliki desa dari ternak.

"Secara berkala, sesuai dengan perkembangan kondisi ternak, para pemilik sapi akan memperbarui data-data tersebut. Dengan demikian validitas data akan selalu terjaga, sehingga analisa yang dihasilkan juga berkualitas," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper