Bisnis.com, MALANG—Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kediri segera membina peternak ayam petelur lewat kegiatan pendampingan program kluster telur untuk menjaga stabilitas harga komoditas pangan tersebut serta meningkatkan kesejahteraan peternak.
Kepala KPw BI Kediri Djoko Raharto mengatakan potensi usaha peternakan ayam petelur di Kab. Blitar sangat besar. Ada 5.400 peternak yang tergabung dalam Koperasi Putera Blitar.
“Produksi telurnya mencapai 400-600 ton/hari, jumlah yang tidak sedikit,” katanya dihubungi dari Malang, Kamis (2/8/2018).
Karena itulah, kata dia, keberadaan peternak ayam petelur sebagai usaha unggulan yang harus dipertahankan dan harus ditingkatkan guna ikut menjaga stabilitas harga. Jika memungkinkan, bisa memasuki pasar ekspor.
Karena itulah, BI Kediri akan mendampingi peternak lewat program kluster telur dengan penguatan aspek aspek kelembagaan. Untuk keperluan itu, BI Kediri bekerja sama dengan Pemda akan menguatkan kelembagaan Koperasi Putera Blitar terutama penguatan SDM, organisasi, dan tatakelola melalui pelatihan dan pendampingan.
Aspek lain, terkait budi daya dengan mengenalkan makanan tambahan pakan dengan MA-11. Intinya, dalam proses budi daya ayam petelur mengarah ke organic zero waste. Artinya, tidak ada limbah yang tersisa.
Baca Juga
Yang juga dilakukan, memperluas pemasaran melalui kerjasama antardaerah, baik dalam hal jual produk maupun pembelian pakan. Termasuk didalamnya menangkap peluang terkait dengan bantuan pangan nontunai yang salah satu komoditasnya adalah telur.
BI Kediri juga akan menjembatani oermasalahan yang dihadapi peternak dengan otoritas atau regulator, pemda dan pemerintah.
“Rencananya untuk klusternya adalah 1 kelompok sebagai percontohan, kalau untuk koperasinya kan anggotanya banyak,” ujarnya.
Keberhasilan peternak yang dibina lewat program kluster, diharapkan dapat menulakan ke peternak lain yang tidak ikut sehingga usaha tersebut bisa berkembang dan berkelanjutan.
Rencananya, program tersebut akan direalisasikan pada tahun depan. Jumlah peternak yang dijaring dalam program tersebut, masih dikaji.
Yang jelas, BI Kediri sudah melakukan kegiatan prakluster telur dengan melatih puluhan peternak dalam membuat makanan tambahan ternak dengan penggunaan teknologi MA-11.
Hasilnya, positif. Produksi telur tetap bisa optimal, meski mengurangi penggunaan produk pakan suplemen pabrikan.
Yang lebih menggembirakan pula, telur yang dihasilkan lebih sehat dengan uji coba sederhana. Konsumen yang sebelumnya merasa alergi mengkonsumsi telur, kini tidak lagi dengan mengkonsumsi telur yang menggunakan pakan yang diolah dengan teknologi MA-11.
Dengan adanya kegiatan kluster tersebut, maka diharapkan harga telur bisa stabil, tidak mengalami volatilitas yang dapat mengerek inflasi, namun di sisi lain, kesejahteraan peternak tetap dapat meningkat, setidaknya terjaga