Bisnis.com, SURABAYA— PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) membukukan laba bersih senilai US$62 juta atau sekitar Rp1,03 triliun (asumsi kurs Rp16.679 per US$) sepanjang kuartal I/2025.
Adapun, PGN membukukan pendapatan sebesar US$967 juta atau tumbuh 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan EBITDA tercatat US$205 juta.
Corporate Secretary PGN Fajriyah Usman mengatakan, tekanan geopolitik, fluktuasi harga minyak serta fluktuasi kurs, baik IDR terhadap USD maupun JPY terhadap USD, memengaruhi profit margin dan perusahaan berhasil mengimbangi melalui penguatan operasional, optimasi dana internal dan efisiensi.
“Kami menyikapi volatilitas pasar dengan mempercepat proyek strategis dan menjaga kelancaran operasional agar manfaat gas bumi tetap berdampak luas bagi ekonomi nasional,” ujar Fajriyah dalam keterangan resminya, Rabu (30/4/2025).
Dari sisi kinerja operasional, PGN menyalurkan gas sebesar 861 billion British thermal unit per day (BBtud) dan transmisi mencapai 1.602 million standard cubic feet per day (MMscfd) pada kuartal I/2025.
Sementara itu, keandalan infrastruktur tetap tinggi di level 99,9%, menopang layanan kepada lebih dari 820.000 pelanggan di seluruh Indonesia, mencakup 817.420 rumah tangga, 2.587 pelanggan kecil dan 3.291 industri dan komersial.
Baca Juga
Fajriyah menegaskan PGN mencatat kinerja operasional yang solid pada kuartal I/2025 di tengah tekanan kondisi geopolitik dan fluktuasi harga energi global. PGN terus memperkuat perannya dalam menjaga ketahanan energi nasional melalui optimalisasi infrastruktur dan agregasi pasokan gas bumi.
“Kuartal ini merupakan periode konsolidasi strategi di tengah transisi pasokan energi domestik. Kami terus fokus pada efisiensi, kesinambungan pasokan gas, dan akselerasi proyek strategis seperti pengembangan jaringan gas rumah tangga serta infrastruktur LNG,” ungkapnya.
Sesuai kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT), kata Fajriyah, gas pipa diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan industri penerima HGBT untuk mendukung daya saing industri strategis nasional.
Di sisi lain, terbatasnya pasokan gas pipa akibat penurunan produksi dari beberapa lapangan hulu di wilayah Jawa dan Sumatra, mendorong PGN untuk mengoptimalkan pemanfaatan jasa regasifikasi LNG di Lampung, Arun, dan Jawa Barat. Hal ini dilakukan guna menjaga kesinambungan pasokan energi, khususnya untuk sektor kelistrikan dan industri komersial lainnya termasuk pelanggan non-HGBT.
Selanjutnya, volume jasa regasifikasi melalui kontrak Terminal Usage Agreement (TUA) FSRU Lampung naik menjadi 109 BBtud, sementara jasa melalui fasilitas LNG Arun mencapai 128 BBtud dan FSRU Jawa Barat 294 BBtud.
Dia menegaskan, PGN juga mencatat kontribusi di segmen lain seperti transportasi minyak sebesar 171.943 barrel of oil equivalent per day (boepd), lifting migas sebesar 16.461 boepd, dan perdagangan LNG internasional sebesar 68 BBtud.
Langkah strategis PGN juga diperkuat dengan ditetapkannya sebagai pemegang hak khusus pada wilayah jaringan distribusi (WJD) gas bumi di Kota Batam oleh BPH Migas. Penunjukan ini membuka peluang pengembangan sekitar 16.000 sambungan rumah tangga, industri, dan komersial hingga 2027.
“Kami menjalankan investasi strategis secara berkelanjutan agar utilisasi gas domestik meningkat dan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Fajriyah.
Dia menekankan, PGN berkomitmen dalam memperkuat ketahanan energi dan terus menjajaki berbagai potensi sumber pasokan gas baru dan memperkuat komunikasi serta koordinasi dengan pemerintah, regulator, dan para pemangku kepentingan lainnya guna memastikan keandalan pasokan dapat memenuhi kebutuhan gas bumi khususnya sektor komersial dan industri domestik.