Bisnis.com, SURABAYA - Produsen makanan kemasan PT Siantar Top Tbk. tengah mengejar pertumbuhan penjualan sampai akhir tahun ini bisa mencapai 10% terutama melalui pengembangan pasar ekspor ke Asia dan Timur Tengah.
Direktur Bisnis dan Marketing Siantar Top, Suwanto mengatakan penjualan ekspor sepanjang tahun ini tepatnya hingga September 2017 sangat bagus dengan tingkat pertumbuhan 106%.
Meski begitu, kontribusi penjualan ke pasar ekspor masih kecil yakni sekitar 10% dan sisanya dikonsumsi pasar domestik.
"Komposisi pasar ekspor belum besar tetapi growth nya tinggi sekali. Kami percaya dengan growth yang tinggi ini akan berlanjut ke pasar ekspor di negara sekitarnya," jelasnya saat Paparan Publik, Jumat (15/12/2017).
Dia mengatakan selama ini pasar ekspor Siantar Top yakni hampir ke semua negara Asia dan Timur Tengah, Australia dan negara di Afrika.
"Jadi sekarang kita banyak fokus ke Asia dan Middle East dulu diperbesar atau negara yang potensi jumlah penduduknya banyak dan daya belinya bagus, setelah itu tahun depan dilanjutkan dengan negara-negara lain," imbuhnya.
Direktur Utama Siantar Top, Pitoyo menjelaskan sepanjang periode Januari-September 2017 perseroan telah mencatatkan kinerja pertumbuhan penjualan baru 9,16%, yakni penjualan bersih pada periode tersebut tahun ini mencapai Rp2 triliun, sedangkan tahun lalu Rp1,9 triliun (yoy).
"Kita masih punya sisa 3 bulan berjalan [Oktober, November, Desember] ini untuk dikejar. Selain ekspor juga masih ada momen natal dan tahun baru meskipun pertumbuhan penjualan momen itu tidak seperti momen lebaran yang kenaikannya drastis," jelasnya.
Adapun penjualan Siantar Top tahun ini mampu mencetak laba bersih Rp166,5 miliar atau tumbuh dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakno hanya Rp103,9 miliar.
Penjualan perseroan pun banyak dikontribusi oleh cabang Sidoarjo 65%, Bekasi 24%, Medan 10% dan Makassar 1%. Produk yang laris diminati konsumen yakni produk jenis craker, disusul noodles, serta biskuit dan wafer.
Direktur Operasional Siantar Top, Armin menambahkan tahun depan perseroan mencadangkan dana investasi Rp50 miliar untuk persiapan mengingat kondisi pabrik Siantar Top ada idle capacity.
"Tahun depan kita tidak banyak investasi karena tahun ini kita sudah banyak melakukan investasi untuk pabrik dan ada produk baru untuk minuman kopi jadi optimalkan dulu kapasitas yang ada," ujarnya.
Tahun depan, lanjut Armin, diharapkan pasar terus bergairah dengan proyeksi pertumbuhan penjualan bisa sampai 20%, apalagi tahun depan akan ada momen politik yakni pilkada serentak.
"Biasanya kalau ada tahun politik ada uang berputar seharusnya ada growth yang bagus," katanya.