Bisnis.com, SURABAYA – PT Garam (Persero) tengah menyiapkan rencana revitalisasi lahan eksisting di Pulau Madura seluas 5.000 ha pada tahun depan sebagai upaya meningkatkan produksi garam nasional.
Direktur Utama PT Garam, Budi Sasongko mengatakan untuk mempercepat swasembada garam dibutuhkan strategi besar dan kekompakan manajemen serta pemerintah mengingat produksi garam sangat bergantung pada kondisi alam.
“Nah sekarang kami bersama-sama pemerintah terus bergerak. Kami sedang membuat feasibility study (FS) untuk revitaliasi ini, dan minggu depan juta harus sudah berkoordinasi dengan Menko Maritim dan Komisi IV DPR,” katanya di sela-sela HUT PT Garam ke 72, Kamis (2/11/2017).
Selain revitalisasi dan optimalisasi lahan tambak, lanjut Budi, PT Garam tahun depan juga akan membangun pabrik pengolahan garam dengan kapasitas produksi 40.000 ton berada di Segaramadu Gresik, dan pada 2019 akan menambah pabrik pengolahan di Camplong berkapasitas 60.000 ton.
Investasi yang dibutuhkan untuk revitaliasi lahan secara swakelola yakni Rp50 juta/ha. Sedangkan investasi pembangunan pabrik pengolahan di Madura sebesar Rp63 miliar (kapasitas 10 ton/jam), dan di Gresik Rp14 miliar (5 ton/jam).
“Tahun depan kita tambah juga lahan di Kupang 300 ha an, ini artinya akan menambah suplai garam sekitar 30.000 ton,” imbuhnya.
Direktur Keuangan PT Garam, Anang Abdul Qoyyum menambahkan hingga saat ini pasokan garam dari produksi perseroan mencapai 170.000 ton dan sekitar 100.000 tonnya sudah didistribusikan.
“Dalam musim panen ini, November adalah puncaknya, dan target kita paling rendah 225.000 ton dan paling tinggi 350.000 ton. Kami optimistis untuk di wilayah Madura karena memang belum diguyur hujan, kalau sejumlah daerah lain sudah mulai hujan,” ujarnya.