Bisnis.com, SURABAYA – Pemerintah Kabupaten Jember tengah berbenah diri dalam meningkatkan daya tarik investasi, khusunya di sektor pariwisata dan agrobisnis yang dianggap memiliki potensi yang tinggi.
Bupati Jember, Faida mengatakan segala upaya dalam menggenjot investasi di Jember terus dilakukan dalam 2 tahun terakhir ini. Salah satunya dengan dibukanya Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) pada 2017.
“Pemkab Jember sedang berusaha keras untuk memudahkan para calon investor yang mau berinvestasi di Jember, baik melalui promosi potensi Jember yang ada, dan mempermudah perizinan usaha melalui PTSP yang baru kami buka,” ujarnya, Selasa (31/10/2017).
Dia mengatakan selain itu, Pemkab Jember juga menyiapkan layanan antar ke rumah-rumah para pemohon izin, misalnya permohonan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) guna mempercepat pekerjaan.
“Waktu lalu dari 500 IM, kita kirim 150 IMB ke rumah-rumah pemohon, kalau sudah diterima mereka bisa langsung bayar ke bank, lalu menunjukan bukti pembayaran untuk mengambil IMB di PTSP. Tentunya masih banyak masa transisi dan pembenahan yang serius dalam percepatan izin-izin ini,” jelasnya.
Rerata, arus pelayanan perizinan di PTSP Jember ini mencapai 5.000 an izin tiap tahun, dan tahun ini baru 4.000 izin yang telah diselesaikan oleh Pemkab Jember.
Faida, yang sebelumnya berprofesi sebagai dokter itu menambahkan idealnya proses perizinan usaha di Jember itu rampung dalam waktu 2 minggu. Namun begitu, katanya, para calon investor sebaiknya mempelajari lebih dulu tata cara mengajukan perizinan agar tidak terjadi hambatan yang panjang.
“Tapi kami mengambil sikap pro aktif, kami datangi calon investornya agar mereka segera mengurus izinnya karena biasanya ada investor yang asalnya dari Jakarta ternyata di sini belum diurus dan dia belum tahu,” ujarnya.
Adapun investasi yang tengah digencarkan Pemkab Jember yakni sektor pariwisata dan agrobisnis. Di sektor pariwisata, Pemkab Jember mendorong investor untuk membangun fasilitas hotel dan akomodasi, yang selama ini maish dianggap kurang ketika Jember menggelar event atau festival budaya.
“Potensi besar ada di pariwisata, kami punya pantai yang indah, ada museum untuk wisata edukasi, dan juga wisata religi. Kami butuh fasilitas hotel dengan konsep MICE [meeting, insentif, converence, exhibition],” lanjutnya.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Jember, Anas Ma’Aruf menambahkan, sebagai upaya pemerataan tingkat okupansi atau hunian hotel di Jember, Pemkab Jember berencana akan membuat jadwal kegiatan untuk sepanjang tahun.
“Untuk menjaga stabilitas hunian hotel mungkin akan ada event sepanjang tahun supaya hunian hotel pun juga terisi sepanjang tahun. Selama ini hunian hotel bisa penuh pada bulan-bulan event saja,” ujarnya.
Berdasarkan data Pemkab Jember, realisasi investasi di Jember dalam 5 tahun terakhir mengalami peningkatan, terutama sejak adanya percepatan perizinan melalui layanan PTSP. Pada 2012 tercatat ada 1.947 unit usaha dengan total investasi Rp529 juta dan 8.946 tenaga kerja.
Pada 2013 ada 2.896 unit usaha dengan nilai investasi Rp1,9 miliar dan 10.311 tenaga kerja, pada 2014 sempat turun menjadi 2.420 unit usaha senilai Rp607 juta dan 10.409 tenaga kerja. Pada 2015, realisasi meningkat menjadi 1.694 unit usaha senilai Rp2,3 triliun dengan 16.156 tenaga kerja.
“Pada 2016 kembali meningkat menjadi Rp1,6 triliun dengan total 1.706 unit usaha yang mampu menyerap 17.888 orang tenaga kerja. Tahun ini sampai Juli tercatat sudah terealisasi Rp2,1 triliun atau 3.479 unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja 19.817 orang,” jelas Anas.