Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bojonegoro Wilayah Potensial Pengembangan Produksi Lele

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur menyatakan pengembangan ternak lele di daerahnya masih terbuka karena kebutuhan lele yang dikonsumsi masyarakat masih dipasok dari luar daerah.
Ilustrasi./Antara
Ilustrasi./Antara

Bisnis.com, BOJONEGORO – Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur menyatakan pengembangan ternak lele di daerahnya masih terbuka karena kebutuhan lele yang dikonsumsi masyarakat masih dipasok dari luar daerah.

"Data yang kami ketahui lele yang masuk ke Bojonegoro dari luar daerah rata-rata sekitar 1 ton per hari," kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro Ardiyono, di Bojonegoro, Senin (30/10/2017).

Ditemui di acara festival gemar makan lele di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander, ia menyebutkan lele yang masuk di daerahnya itu, antara lain, dari Purwodadi, Pati, Jawa Tengah juga daerahnya.

Ia menyebutkan perkembangan ternak lele di daerahnya dengan jumlah 28 kecamatan hanya ada di Kecamatan Dander, Baureno, Kepohbaru, Kanor dan Kapas. "Di kecamatan lainnya sama sekali tidak ada peternak lele, sebab masyarakat masih enggan beternal lele karena ketidaktahuan," ucapnya.

Padahal, menurut dia, pemasaran lele tidak sulit karena untuk mencukupi kebutuhan lokal saja masih kurang, karena produksi lele di sejumlah kecamatan tidak mencukupi.

Oleh karena itu, lanjut dia, dinas peternakan dan perikanan membuat pembenihan lele sendiri di lima lokasi untuk mencukupi kebutuhan peternak lele juga untuk mendorong masyarakat ikut beternak lele sejak awal 2017. "Adanya pembenihan itu untuk meningkatkan kualitas lele," ucapnya.

Selain itu, lanjut dia, juga membentuk Assosiasi Budi Daya Lele yang anggotanya dari para peternak lele untuk mendorong masyarakat bersedia menjadi peternak lele. "Menggelar festival makanan lele ini juga untuk memasyarakatkan ikan lele," tambhanya.

Data pada dinas peternakan dan perikanan menyebutkan tingkat konsumsi ikan masyarakat di Bojonegoro pada 2015 sebesar 17,95 kilogram/kapita/tahun, sedangkan pada 2016 naikmenjadi 19,47 kilogram/kapita/tahun.

"Tingkat konsumsi ikan masyarakat Bojonegoro masih rendah dibandingkan tingkat Nasional dan Jawa Timur. Penyebab utamanya daerah kami tidak ada lautnya," lanjutnya.

Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Bojonegoro Ny. Majfudhoh Suyoto, menambahkan adanya sentra pembenihan lele merupakan upaya meningkatkan pendapatan penduduk dengan memanfaatkan pekarangan yang kosong.

"Di desa kami produksi ikan lele sekitar 17 ton per bulan dengan nilai sekitar Rp34 juta," kata Kepala Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander, Achmad Burhani.

Festival makan ikan lele di desa setempat dimeriahkan dengan arak-arakan gunungan yang berisi ratusan ikan lele, juga berbagai aneka makanan dengan bahan dasar lele.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Writer
Editor : News Editor
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper