Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Austal Membuka Peluang Garap Kapal Perang Indonesia

Perusahaan galangan kapal asal Australia, Austal siap membuka peluang kerja sama transfer teknologi, desain, maupun kontruksi pembuatan kapal perang dengan Indonesia.
Technical Sales Manager Defence Austal, Brett Reed menjelaskan proyek kapal-kapal perang pesanan berbagai negara saat dikunjungi wartawan Surabaya dalam IMV Australian Embassy di Perth Western Australia, Senin (23/10/2017)./Peni Widarti
Technical Sales Manager Defence Austal, Brett Reed menjelaskan proyek kapal-kapal perang pesanan berbagai negara saat dikunjungi wartawan Surabaya dalam IMV Australian Embassy di Perth Western Australia, Senin (23/10/2017)./Peni Widarti

Bisnis.com, PERTH – Perusahaan galangan kapal asal Australia, Austal siap membuka peluang kerja sama transfer teknologi, desain, maupun kontruksi pembuatan kapal perang dengan Indonesia.

Technical Sales Manager Defence Austal, Brett Reed mengatakan ada 3 galangan kapal Indonesia yang berpotensi dalam menjalin kerja sama dengan Austal terutama untuk transfer teknologi salah satunya PT PAL Indonesia.

"Menggarap proyek kapal alat utama sistem pertahanan [alutsista] dengan Indonesia punya tantangan tersendiri karena pemerintah Indonesia punya kebutuhan alutsista yang signifikan," katanya saat kegiatan International Media Visit (IMV) Australian Embassy pekan lalu.

Dia mengatakan pihaknya pada bulan depan rencananya akan bertemu dengan PAL dan Kementerian Keuangan RI untuk membicarakan kebutuhan alutsista sesuai kebutuhan Indonesia. "Kami sudah bicara sebelumnya dan kami akan melakukan edukasi bahwa kami siap membuat kapal sesuai kebutuhan Indonesia," katanya.

Brett mengatakan rencananya kebutuhan kapal perang Indonesia akan ditambah sejumlah fasilitas seperti dapur, tempat air, termasuk desain kapal yang juga berfungsi untuk penanganan bencana alam seperti tsunami.

"Ini mungkin akan jadi solusi yang bagus tapi kami juga masih perlu bicara dengan mereka. US Navy sudah pakai fasilitas kapal seperti itu beberapa tahun lalu sampai sekarang. Menurutku itu [kapal] bagus untuk Indonesia," jelasnya.

Dia menambahkan sebelumnya Austal baru saja kembali melakukan kontrak kerja pembuatan kapal Littoral Combat Ship (LCS) 30 milik US Navy senilai di bawah AUD$750 juta per kapal. Kapal LCS30 tersebut merupakan kapal kedua yang akan digarap Austal.

Hingga saat ini Austal sudah menggarap 265 kapal yang kebanyakan adalah kapal perang, sisanya kapal niaga atau komersial, kapal penangkapan ikan dan juga offshore. Sejauh ini Austal sudah menggarap kapal untuk 44 negara. Sekitar 50% pasar kami adalah ke AS dan 40% ke Hong Kong dan China, sisanya bermacam-macam negara.

"Kami selalu mencari peluang di seluruh dunia. Rencananya di negara Timur Tengah kami akan melakukan kerja sama transfer teknologi. Jadi kami tidak hanya jual kapal tapi juga teknologi utamanya program defence [alutsista]," imbuh Brett.

Selain itu, Austal kini juga mulai banyak menggarap kapal komersial karena memiliki potensi yang besar di mana ada kebijakan pemerintah yang membatasi usia kapal sehingga itu dianggap sebagai bisnis yang. sangat menantang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : News Editor
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper