Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UMM Mendorong Nelayan Pulau Sapeken Mengembangkan Ekonomi Hijau

Universitas Muhammadiyah Malang mendorong nelayan dan petani rumput laun di Kepulauan Sapeken wilayah kepulauan Sumenep mengembangkan ekonomi hijau, yakni usaha tangkap ikan dan budi daya rumput laut yang tidak merusak lingkungan melalui kegiatan pendampingan dan pembelajaran.
Ilustrasi./Antara
Ilustrasi./Antara

Bisnis.com, MALANG – Universitas Muhammadiyah Malang mendorong nelayan dan petani rumput laun di Kepulauan Sapeken wilayah kepulauan Sumenep mengembangkan ekonomi hijau, yakni usaha tangkap ikan dan budi daya rumput laut yang tidak merusak lingkungan melalui kegiatan pendampingan dan pembelajaran.

Ketua Ipteks bagi Wilayah-Corporate Social Responsibiliy (IbW-CSR) yang disponsori Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti), UMM, Nurwidodo mengatakan berdasarkan hasil observasi dan riset oleh tim Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) UMM, tim dosen Biologi UMM, dengan difasilitasi Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas-KEI Ltd terungkap bahwa daerah tersebut menyimpan potensi bahari dan pesisir yang sangat besar.

"Sayangnya, pihak-pihak yang seharusnya memiliki kebijakan pengembangan potensi, seperti pemerintah daerah, belum peka terhadap potensi tersebut. Masyarakat Kepulauan Sapeken semakin tertinggal karena minimnya perhatian," katanya di Malang, Kamis (12/10/2017).

Mengingat adanya tren penangkapan hasil laut yang melewati batas wajar, penangkapan ikan dengan bahan kimia dan bom ikan, serta perusakan habitat ikan, kata dia, maka pendampingan masyarakat untuk membudidayakan rumput laut sekaligus mengolah pasca panen merupakan wujud ekonomi hijau.

Abdulkadir Rahardjanto, pemerhati lingkungan hidup UMM yang juga anggota tim IbW-CSR UMM mengungkapkan bahwa selama ini di beberapa pulau masyarakat mulai membudidayakan rumput laut.

Masyarakat yang biasanya menangkap ikan hiu, berburu penyu, dan menangkap ikan dengan potassium serta bom mulai mengubah kebiasaannya.

“Kepedulian UMM sangat luar biasa. Masyarakat mulai merasakan imbas positif. Berbagai pelatihan dan penyadaran telah dilakukan. UMM juga memberikan alat pengolah rumput laut menjadi tepung dan alat pembuatan snack rumput laut, dengan biaya mencapai sembilan puluh juta rupiah,” ujar  Hanip Suprapto, Manager Public Government Affair Kangean Energy Indonesia Ltd (KEI).

Melalui program IbW-CSR, tim dosen Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan pendampingan terhadap nelayan dan petani rumput laut di Kepulauan Sapeken, kecamatan paling timur dan terjauh di Kepulauan Madura.

Kegiatan tersebut menggandeng KEI Ltd., perusahaan minyak dan gas terbesar di Jawa Timur, yang beroperasi di kepulauan Sapeken dan Raas Sumenep.

Sebagai upaya membina perguruan tinggi lokal, UMM juga menggandeng STKIP PGRI Sumenep. Dua pulau yang menjadi percontohan yaitu Pulau Pagerungan Kecil dan Pulau Sadulang Besar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Editor : News Editor
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper