Bisnis.com, SITUBONDO—Para petani tebu di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur mulai mengeluhkan belum terbayarnya uang hasil panen tebu (DO) dari pabrik gula (PG) selama satu bulan terakhir.
"Petani tebu sekarang bingung dan mengeluh semua karena belum terima 'DO' atau uang hasil panen tebunya. Biasanya setelah seminggu tebu petani di giling di pabrik gula sudah menerima 'DO'," kata Ratno Hariyadi, salah seorang petani tebu asal Desa/ Kecamatan Jangkar, Kabupaten Situbondo, Selasa (3/10/2017).
Ia mengemukakan, petani tebu mengeluh belum terbayarnya hasil panen mereka karena para petani tebu membutuhkan uang modal untuk menggarap atau menanam kembali tanaman tebu yang sudah di panen tahun ini.
Oleh karena itu, katanya, para petani tebu meminta pemerintah mencari solusi terbaik agar petani segera mendapatkan uang hasil panen tebunya.
"Kalau saya pribadi sudah satu bulan lebih belum menerima uang hasil panen (DO). Informasinya gula milik petani masih belum terjual karena di lelang penawarannya murah," ucapnya.
Sementara itu, General Manajer PG Asembagus, Kabupaten Situbondo, Achmad Barnas membenarkan jika pabrik gula belum bisa membayar hasil panen tebu petani, karena gula masih beum terjual dan penawaran di lelang Rp9.300 per kilogram.
"Memang pembayaran hasil panen tebu yang biasanya dibayarkan seminggu sekali atau satu periode, sampai saat ini lima periode dan bahkan hampir enam periode belum terbayar," ujarnya.
Ia menjelaskan, belum terbayarnya "DO" kepada petani tebu karena informasi sebelumnya Bulog berencana membeli gula milik petani seharga Rp9.700 per kilogram, namun hingga saat ini belum terealisasi.