Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Terbatas, Harga Bibit Tembakau di Probolinggo Mahal

Harga bibit tembakau di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur mahal hingga mencapai Rp60.000 per 1.000 bibit karena persediaannya terbatas, sedangkan permintaan akan bibit tembakau tersebut meningkat.
Ilustrasi./Antara
Ilustrasi./Antara

Bisnis.com, PROBOLINGGO – Harga bibit tembakau di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur mahal hingga mencapai Rp60.000 per 1.000 bibit karena persediaannya terbatas, sedangkan permintaan akan bibit tembakau tersebut meningkat.

"Sebulan yang lalu harga bibit tembakau berkisar Rp20.000 hingga Rp35.000 per 1.000 bibit, sehingga harga bibit tembakau saat ini mengalami kenaikan hingga tiga kali lipat," kata Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo Ahmad Mudzakir, Kamis (20/7/2017).

Menurutnya petani persemaian tembakau telah memproduksi bibit secara massal untuk musim tanam Mei-Juni 2017, namun hingga kini masih ada petani yang menanam tembakau pada bulan Juli, sehingga persediaan bibit menipis.

"Tingginya harga bibit tembakau juga akan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan petani tembakau semakin besar," kata petani tembakau asal Desa Jatiurip, Kecamatan Krejengan itu.

Berdasarkan perhitungannya, setiap hektare lahan memerlukan bibit sebanyak 20.000 pohon, sehingga pada kondisi normal petani harus mengeluarkan biaya berkisar Rp400.000 hingga Rp600.000, namun sekarang petani harus mengeluarkan biaya bibit tembakau mencapai Rp1,2 juta per hektare.

"Padahal, biaya produksi pertanian tembakau itu bukan hanya pada bibit, namun ada lagi yang lebih besar yakni pengolahan tembakau yakni mulai dari petik sampai jadi tembakau kering siap jual," tuturnya.

Bahkan, jika dihitung biaya pengolahan tembakau tersebut sekitar Rp6.500 per kilogram, sedangkan harga jual tembakau berkisar Rp18.000 hingga Rp20.000 per kilogram.

Ia mengatakan sejumlah petani di Kabupaten Probolinggo yang lahan padinya terserang hama wereng coklat saat ini beralih menanam tembakau, sehingga hal tersebut menyebabkan tingginya permintaan tembakau di wilayah setempat.

"Petani yang gagal panen akhirnya terpaksa memanfaatkan lahan yang kosong itu dengan menanam tembakau. Bahkan, sampai bulan Juli ini masih ada yang menanam tembakau," ujarnya.

Pada kondisi normal, lanjut dia, masih berlangsungnya masa tanam tembakau tersebut akan membuat persediaan tembakau pada tahun 2017 melimpah, sedangkan Pemkab Probolinggo sudah menetapkan luas areal tanam 10.774 hektare dengan asumsi produksi sebanyak 12.929 ton tembakau kering.

Menurutnya APTI bersama pabrikan akan melakukan survei ke lokasi, agar mengetahui berapa luas areal tanam dan prediksi produksi pada tahun 2017 di Kabupaten Probolinggo.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Probolinggo Ahmad Hasyim Ashari mengatakan masih banyak petani menanam tembakau hingga Juli 2017, namun pihaknya memprediksi tidak akan terjadi kelebihan kuota produksi tembakau yang bisa mengakibatkan harga jual tembakau rendah.

"Saat ini realisasi tanam tembakau masih sekitar 6.000 hektare atau baru 60% dari target luas areal selama setahun, sehingga pihaknya memprediksi tidak akan terjadi kelebihan produksi tembakau di Probolinggo," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Writer
Editor : News Editor
Sumber : Antara
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper