Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramadan, BI Malang Dorong Perbankan Gelar Pasar Murah

Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) mendorong perbankan dan pemda menggelar pasar murah untuk meredam inflasi karena faktor ekspektasi dari masyarakat yang khawatir harga bahan makanan naik pada Ramadan dan terutama menjelang Lebaran.
Ilustrasi - Petugas menurunkan bawang putih milik Bulog dari mobil pengangkut untuk dipasarkan pada pasar murah yang digelar di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (13/6)./Antara-Mohamad Hamzah
Ilustrasi - Petugas menurunkan bawang putih milik Bulog dari mobil pengangkut untuk dipasarkan pada pasar murah yang digelar di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (13/6)./Antara-Mohamad Hamzah

Bisnis.com, MALANG - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) mendorong perbankan dan pemda menggelar pasar murah untuk meredam inflasi karena faktor ekspektasi dari masyarakat yang khawatir harga bahan makanan naik pada Ramadan dan terutama menjelang Lebaran.

Kepala KPw BI Malang Dudi Herawadi mengatakan melalui inisiasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayah kerja BI Malang, Program Pengendalian inflasi di Ramadan nantinya akan dilaksanakan melalui Pasar Murah Ramadan.

“Kegiatan bersama ini nantinya akan dilakukan melibatkan perbankan, pemerintah daerah dan media massa untuk membantu pemenuhan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau dan upaya membangun ekspektasi masyarakat akan kecukupan dan ketersediaan bahan pangan agar dapat menghindari perilaku konsumtif yang cenderung berlebihan,” katanya di Malang, Jumat (18/5/2018).

KPw BI Malang mengharapkan setiap elemen masyarakat dapat turut serta untuk terlibat dalam usaha bersama menjaga daya beli masyarakat di Kota Malang dan sekitarnya.

Terjadinya kenaikan harga yang merupakan pengaruh dari ekspektasi masyarakat sehingga berujung pada pola belanja berlebihan, kata dia, harus dicegah sehingga tidak mendongkrak angka inflasi.Inflasi berdampak pada pengurangan daya beli masyarakat.

Inflasi Kota Malang hingga April 2018 tercatat sebesar 2,90% (yoy) atau masih lebih rendah dari kisaran target inflasi di daerah sehingga dapat menjadi modal untuk terus mendorong terjadinya sinergitas program antara BI dan pemda dalam pengendalian inflasi.

Dudi mengatakan, harga bahan pokok yang cenderung naik adalah daging ayam ras dan telur ayam ras. Dari pantauan di lapangan, naiknya komoditas pangan tersebut karena mata rantai yang panjang. Harga di tingkat peternak ayam pedaging dan petelor justru relatif normal.

“Karena itulah idealnya daerah membentuk perusahaan berbentuk PT yang bergerak di bidang perdagangan untuk memotong mata rantai perdagangan ini sehingga harga kebutuhan bahan makanan di daerah bisa ditekan,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper