Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Pasar Modal di Wilayah OJK Malang Tembus 307.709 SID

Total Single Investor Identification (SID) pasar modal di wilayah kerja OJK Malang 304.709 SID atau meningkat 11,52% yoy sampai dengan 31 Maret 2025.
Pegawai mengamati layar transaksi obligasi di dealing room BNI, Jakarta, Rabu (21/5/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati layar transaksi obligasi di dealing room BNI, Jakarta, Rabu (21/5/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, MALANG—Total Single Investor Identification (SID) pasar modal di wilayah kerja OJK Malang 304.709 SID atau meningkat 11,52% yoy sampai dengan 31 Maret 2025.

Kepala OJK Malang Farid Faletehan mengatakan peningkatan tertinggi berdasarkan jumlah SID ditunjukkan oleh SID S-INVEST yang mencapai 288.077 SID per 31 Maret 2025 atau tumbuh 11,10% yoy. S-INVEST merupakan platform elektronik yang mendukung aktivitas penyelesaian transaksi reksa dana dan produk investasi lain yang tercatat dalam S-INVEST.

“Jumlah investor pasar modal di wilayah kerja KOJK Malang terus menunjukkan peningkatan,” katanya, Rabu (21/5/2025). 

Selaras dengan peningkatan SID S-INVEST, kata dia, maka nilai penjualan dan jumlah nasabah Agen Penjual Reksa Dana menunjukkan peningkatan signifikan masing-masing sebesar 67,92% yoy dan 137,84% yoy.

Menurutnya, peningkatan ini didorong oleh realokasi portofolio investasi ke instrumen yang berisiko lebih rendah akibat ketidakpastian global.

Nilai transaksi saham, dia menegaskan,  menunjukkan peningkatan meskipun rata-rata frekuensi transaksi saham dan volume transaksi menunjukkan penurunan. 

“Nilai transaksi saham meningkat 24,80% yoy (Februari 2025: 28,92% yoy) sedangkan frekuensi transaksi saham dan volume transaksi saham menurun masing-masing sebesar 5,98% yoy dan 1,08% yoy,” ucapnya.

Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Joko Budi Santoso menilai pilihan investasi pada reksadana sudah tepat di tengah ketidakpastian global, karena pasar modal sangat sensitif terhadap perkembangan situasi global. 

Menurutnya, memarkir dana di reksadana sebenarnya juga bentuk dari peningkatan literasi keuangan masyarakat yang menujukkan bahwa para investor sudah sangat cakap dalam penguasaan informasi dan analisa pasar terkait dengan dampak situasi gobal terhadap pasar modal. 

Instrumen reksa dana maupun saham emiten plat merah, ujar dia, dapat menjadi tujuan agar tetap cuan dan aman di pasar modal. 

Wait and see akan terus dilakukan investor di pasar modal menunggu isu-isu positif yang mendorong untuk peningkatan transaksi di pasar saham,” ucap Joko yang juga Peneliti Senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi FEB UB itu. (K24)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper